Senin, 07 Januari 2019

Asma

- Januari 07, 2019

JANGAN BUANG WAKTU SEGERA ATASI MASALAH ASMA ANDA

INILAH BAHAYA YANG BISA DITIMBULKAN JIKA ASMA DIBIARKAN BEGITU SAJA DAN TIDAK SEGERA DIATASI DENGAN BENAR

  • Asma jika dibiarkan saja, bisa menyebabkan kematian.
  • Asma adalah salah satu penyakit tidak menular yang paling utama. Ini adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan dari paru-paru yang meradang dan membuatnya menyempit.
  • Sekitar 235 juta orang saat ini menderita asma. Ini adalah penyakit umum di antara anak-anak.
  • Asma memiliki tingkat kematian yang relatif rendah dibandingkan dengan penyakit kronis lainnya tetapi kebanyakan kematian terkait asma terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah termasuk Indonesia.

Apakah Saat Ini Anda Memiliki Keluhan Seperti Di Bawah Ini ?

  • Batuk yang tidak sembuh-sembuh, terutama di malam hari
  • Angka peak flow meter yang rendah atau menurun
  • Napas tersengal-sengal
  • Sangat lemas, terutama saat olahraga
  • Batuk atau mengi (suara napas berbunyi seperti peluit lirih) saat olahraga
  • Tidak bisa bernapas setelah olahraga
  • Mudah lelah
  • Susah tidur di malam hari
  • Perubahan mood, misalnya jadi lebih banyak diam atau mudah marah
  • Muncul gejala-gejala mirip pilek atau alergi seperti hidung meler atau tersumbat, bersin, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala
  • Dada terasa sesak seperti ada yang menindih keras
  • Dagu gatal
  • Muncul kantong mata gelap
  • Haus terus
  • Mata gatal atau berair
  • Sakit perut
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Gelisah
  • Warna wajah berubah jadi kemerahan atau malah pucat
  • Sering berdeham
  • Eksim kumat
Jika anda mengalami masalah tersebut maka WASPADALAH kemungkinan besar Anda terkena penyakit Asma dan Masalah Kesehatan Lainnya. Jika tidak segera di obati maka akan sangat membahayakan bagi kesehatan Anda. Semakin Anda biarkan maka akan semakin BERTAMBAH PARAH. Jika sudah parah maka kecil kemungkinan bisa di sembuhkan.\

Definisi

Apa itu asma?

Asma adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh peradangan dalam saluran pernapasan. Peradangan ini membuat saluran pernapasan bengkak dan sangat sensitif. Akibatnya, saluran pernapasan menyempit, menyebabkan kurangnya udara yang mengalir ke paru-paru. 
Sel di saluran pernapasan juga mungkin membuat lebih banyak lendir dari biasanya. Lendir ini selanjutnya dapat makin mempersempit saluran pernapasan.
Ada lima jenis umum dari asma, termasuk:
  • Exercise-induced asthma
  • Asma nocturnal (malam hari)
  • Occupational asthma
  • Cough-variant asthma
  • Asma alergi

Kenapa asma tidak boleh dianggap sepele?

Menurut WHO,
  • Asma adalah salah satu penyakit tidak menular yang paling utama. Ini adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan dari paru-paru yang meradang dan membuatnya menyempit.
  • Sekitar 235 juta orang saat ini menderita asma. Ini adalah penyakit umum di antara anak-anak.
  • Asma memiliki tingkat kematian yang relatif rendah dibandingkan dengan penyakit kronis lainnya tetapi kebanyakan kematian terkait asma terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah termasuk Indonesia.
  • Obat tidak bisa mengobati, tetapi hanya mengontrol asma.

Penyebab dan Faktor Risiko

Apa penyebab asma?

Penyebab pasti dari penyakit asma belum diketahui. Para peneliti berpikir beberapa interaksi faktor genetik dan lingkungan bisa menyebabkan asma, paling sering terjadi pada awal kehidupan. Faktor-faktor ini meliputi:
  • Kecenderungan untuk mengembangkan alergi, yang disebut atopi (AT-o-pe)
  • Orangtua yang memiliki asma
  • Infeksi saluran pernapasan tertentu selama masa kanak-kanak (ISPA)
  • Kontak dengan beberapa alergen udara atau paparan ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak-anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang
Jika asma atau atopi terdapat dalam keluarga Anda, paparan iritan (misalnya, asap rokok) dapat membuat saluran pernapasan Anda lebih reaktif terhadap zat di udara. Serangan asma dapat terjadi ketika Anda terpapar “pemicu asma.” Pemicu Anda bisa berbeda dengan penderita asma lainnya. Pemicu mungkin termasuk:
  • Alergen dari debu, bulu binatang, kecoa, jamur, dan serbuk sari dari pohon, rumput, dan bunga
  • Iritan seperti asap rokok, polusi udara, bahan kimia atau debu di tempat kerja, senyawa dalam produk dekorasi rumah, dan semprotan (seperti hairspray)
  • Obat-obatan seperti aspirin atau obat anti-inflamasi nonsteroid lain dan nonselektif beta-blocker
  • Sulfit dalam makanan dan minuman
  • Infeksi virus pernapasan bagian atas, seperti pilek
  • Aktivitas fisik, termasuk olahraga

Siapa yang berisiko terkena asma?

Menurut WHO, asma adalah penyakit umum di antara anak-anak. Sebenarnya asma mempengaruhi orang-orang dari segala usia, tetapi paling sering dimulai pada masa kanak-kanak karena:
  • Memiliki infeksi pernapasan (risiko tertinggi)
  • Memiliki alergi, eksim (kondisi alergi pada kulit)
  • Orangtua memiliki asma
Di antara anak-anak, anak laki-laki memiliki kecenderungan terkena asma lebih sering dibandingkan anak perempuan. Tapi di antara orang dewasa, wanita lebih sering terkena penyakit ini dibanding pria. Tidak jelas bagaimana seks dan hormon seks memainkan peran dalam menyebabkan asma.
Beberapa orang yang terkena kontak dengan iritasi kimia tertentu atau debu industri di tempat kerja memiliki risiko tinggi asma. Jenis asma ini disebut occupational asthma.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja ciri dan gejala asma?

Ciri-ciri dan gejala asma adalah:
  • Batuk. Batuk asma sering lebih buruk pada malam hari atau pagi, sehingga sulit untuk tidur.
  • Mengi. Mengi adalah suara siulan yang melengking yang muncul ketika Anda bernapas.
  • Dada sesak. Ini mungkin terasa seperti ada sesuatu menekan dada Anda.
  • Sesak napas. Beberapa orang yang memiliki asma mengatakan mereka tidak bisa bernapas atau mereka merasa kehabisan napas. Anda mungkin merasa seperti Anda tidak bisa menghembuskan udara dari paru-paru Anda.
Jika Anda memiliki gejala-gejala ini, tidak selalu berarti Anda menderita asma. Cara terbaik untuk mendiagnosis asma dengan pasti adalah menggunakan tes fungsi paru-paru, riwayat medis (termasuk jenis dan frekuensi gejala), dan pemeriksaan fisik.
Gejala berat bisa berakibat fatal sehingga penting untuk mengobati gejala ketika Anda pertama kali menyadarinya sehingga tidak menjadi parah.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis asma?

Dokter Anda akan mendiagnosis asma berdasarkan:
  • Riwayat medis dan keluarga. Dokter Anda mungkin bertanya tentang riwayat keluarga Anda terhadap asma dan alergi. Dia juga mungkin bertanya apakah Anda memiliki gejala asma dan kapan dan seberapa sering mereka terjadi. Biarkan dokter Anda tahu apakah gejala Anda tampaknya terjadi hanya selama waktu tertentu atau di tempat-tempat tertentu saja, atau jika gejala memburuk di malam hari. Dokter Anda mungkin juga bertanya tentang kondisi kesehatan terkait yang dapat mengganggu perawatan asma.
  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan mendengarkan pernapasan Anda dan mencari tanda-tanda asma atau alergi.
  • Tes fungsi paru. Dokter Anda akan menggunakan tes yang disebut spirometri untuk memeriksa bagaimana paru-paru Anda bekerja. Tes ini mengukur berapa banyak udara yang dapat Anda hirup dan embuskan. Tes ini juga mengukur seberapa cepat Anda dapat meniup udara keluar.
Tes lain mungkin termasuk:
  • Tes alergi untuk mengetahui alergen yang mempengaruhi Anda, jika ada.
  • Tes untuk mengukur seberapa sensitif saluran pernapasan Anda. Ini disebut tes bronkus. Menggunakan spirometri, tes ini berulang kali mengukur fungsi paru-paru Anda selama aktivitas fisik atau setelah Anda menerima peningkatan dosis udara dingin atau kimia khusus untuk dihirup.
  • Sebuah tes untuk menunjukkan apakah Anda memiliki kondisi lain dengan gejala yang sama seperti asma, seperti penyakit refluks, disfungsi pita suara, atau apnea tidur.
  • Rontgen dada atau EKG (electrocardiogram). Tes ini akan membantu mengetahui apakah benda asing atau penyakit lainnya dapat menyebabkan gejala Anda.

Obat & Pengobatan

Apa obat asma yang sering digunakan?


Asma adalah penyakit yang tak bisa disembuhkan. Namun, berbagai cara mulai dari penggunaan obat hingga perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan gejala asma dan mencegahnya kambuh.
Asma diobati dengan dua jenis obat-obatan: kontrol jangka panjang dan obat pereda instan:
  • Obat kontrol jangka panjang: Kebanyakan orang yang menderita asma harus minum obat kontrol jangka panjang setiap hari untuk membantu mencegah gejala. Obat-obatan jangka panjang adalah yang paling efektif mengurangi peradangan saluran napas, dan membantu mencegah gejala. Obat-obatan ini termasuk: kortikosteroid inhalasi, Cromolyn, Omalizumab (anti-IgE). Jika Anda memiliki asma yang parah, Anda mungkin harus menggunakan pil kortikosteroid atau cair untuk jangka pendek agar asma Anda tetap terkontrol.
  • Obat pereda instan: Semua orang yang memiliki asma memerlukan obat-obatan ini untuk membantu meringankan gejala asma yang mungkin kambuh. Inhalasi short-acting beta2-agonis (Albuterol, pirbuterol, levalbuterol atau bitolterol) adalah pilihan pertama untuk bantuan cepat. Obat-obatan lain adalah Ipratropium (antikolinergik), Prednisone, prednisolon (steroid oral). Anda harus menggunakan obat pereda cepat ketika Anda gejala asma baru mulai muncul. Jika Anda menggunakan obat ini lebih dari 2 hari seminggu, bicarakan dengan dokter Anda tentang kontrol asma Anda. Anda mungkin perlu untuk membuat perubahan rencana tindakan asma Anda.

Perawatan darurat

Kebanyakan orang yang memiliki asma, termasuk anak-anak, dapat dengan aman mengelola gejala mereka dengan mengikuti rencana tindakan asma mereka. Namun, Anda mungkin memerlukan perhatian medis pada waktu tertentu.
Hubungi dokter Anda untuk meminta saran jika:
  • Obat-obatan tidak menghilangkan serangan asma
  • Peak flow Anda kurang dari setengah dari angka peak flow terbaik Anda
Hubungi perawatan darurat jika:
  • Anda memiliki kesulitan berjalan dan berbicara karena kehabisan napas
  • Bibir atau kuku Anda kebiruan.

Komplikasi apa yang mungkin terjadi akibat asma?

Kontrol buruk asma dapat memiliki efek buruk pada kualitas hidup Anda. Kondisi ini dapat mengakibatkan:
  • Kelelahan
  • Tidak bisa beraktivitas secara optimal
  • Masalah psikologis termasuk stres, kecemasan dan depresi
Jika Anda merasa bahwa asma serius mempengaruhi kualitas hidup Anda, hubungi dokter Anda. Rencana tindakan asma Anda mungkin perlu ditinjau untuk lebih mengontrol kondisi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, asma dapat menyebabkan sejumlah komplikasi pernapasan serius, termasuk:
  • Pneumonia (infeksi paru-paru)
  • Rusaknya paru-paru sebagian atau keseluruhan
  • Kegagalan pernapasan, di mana kadar oksigen dalam darah menjadi sangat rendah, atau kadar karbon dioksida menjadi sangat tinggi
  • Status asmatikus (serangan asma berat yang tidak merespon pengobatan)
Semua komplikasi ini mengancam nyawa dan membutuhkan perawatan medis.

Bagaimana saya bisa mengontrol asma saya?

Jika Anda memiliki asma, Anda akan membutuhkan perawatan jangka panjang. Keberhasilan pengobatan asma mengharuskan Anda mengambil peran aktif dalam perawatan dan mengikuti rencana tindakan asma Anda. Rencana tindakan ini akan membantu Anda mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan obat Anda. Rencana ini juga akan membantu Anda mengidentifikasi pemicu asma dan mengontrol penyakit Anda jika gejala asma memburuk.
Untuk mengontrol asma, bekerja samalah dengan dokter Anda untuk mengontrol asma Anda atau asma anak Anda. Anak-anak berusia 10 atau lebih tua dan anak-anak yang lebih muda bisa mengambil peran aktif dalam perawatan asma mereka. Mengambil peran aktif untuk mengontrol asma Anda bisa dilakukan dengan cara:
  • Bekerja sama dengan dokter Anda untuk mengobati kondisi lain yang dapat mengganggu perawatan asma
  • Menghindari hal-hal yang memperburuk kondisi asma Anda (pemicu asma). Namun, salah satu pemicu yang tidak perlu Anda hindari adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah bagian penting dari gaya hidup sehat. Bicarakan dengan dokter Anda tentang obat-obatan yang dapat membantu Anda tetap aktif.
  • Bekerja sama dengan perawatan kesehatan lainnya untuk membuat dan mengikuti rencana tindakan asma
  • Pelajari cara menggunakan obat dengan benar
  • Mencatat gejala asma Anda sebagai cara untuk melacak seberapa baik asma Anda terkontrol
  • Anda juga harus melakukan vaksin flu setiap tahun

Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang disebabkan oleh peradangan dalam saluran udara (bronkus). Peradangan mengakibatkan bronkus menjadi bengkak, menyempit, dan terus memproduksi lendir berlebih. Asma tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikendalikan gejalanya. Salah satu caranya adalah dengan menghindari hal-hal yang menjadi penyebab asma Anda mudah kambuh.

Kenali dulu berbagai gejala asma

Peradangan yang disebabkan oleh asma membuat otot-otot di sekeliling saluran napas ikut membengkak dan kemudian mempersempit terowongan jalur napas. Akibatnya, Anda sering merasa sesak napas atau ngos-ngosan, serta sulit bernapas lega. Anda mungkin merasa dada sering sakit sesak seperti ada yang mengikat tali erat-erat di sekeliling dada. Napas mengi berbunyi “ngik-ngik” dan batuk-batuk juga menjadi gejala asma yang paling dapat dikenali.
Pada kasus yang parah, gejala asma bisa meliputi:
  • Kesulitan untuk berbicara, makan, dan tidur karena sesak napas.
  • Bibir dan ujung jari-jari kaki serta tangan terlihat membiru.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Tampak lemas dan lesu.
  • Pusing yang tak kunjung hilang
  • Gejala khas asma semakin parah dan sering.
  • Inhaler tidak mampu meredakan gejala yang ada.
Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa gejala asma seperti yang sudah disebutkan di atas, segera cari pertolongan medis untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Siapa yang berisiko tinggi terkena penyakit asma?

Menurut WHO, asma adalah penyakit paling umum yang dialami anak-anak. Meski begitu, penyakit ini pada dasarnya dapat dialami oleh orang-orang dari segala usia, tetapi paling sering dimulai pada masa kanak-kanak karena:
  • Orangtua memiliki riwayat asma
  • Memiliki infeksi pernapasan, misalnya pneumonia, bronkitis, dan lain sebagainya
  • Memiliki alergi atopik tertentu, misalnya alergi makanan atau eksim
  • Lahir dengan berat badan rendah
  • Kelahiran prematur
Di antara anak-anak, anak laki-laki berisko lebih tinggi terkena asma dibandingkan anak perempuan. Akan tetapi di antara orang dewasa, wanita lebih sering terkena penyakit ini dibanding pria. Tidak jelas bagaimana seks dan hormon seks memainkan peran menjadi penyebab asma.

Apa saja penyebab asma?

Sampai saat ini belum diketahui secara jelas apa saja penyebab asma. Akan tetapi serangan asma dapat terjadi ketika Anda terpapar pemicu asma. Pemicu asma ini dapat berbeda-beda pada setiap orang.
Oleh karena itu bagi Anda atau orang terdekat yang memiliki asma, penting untuk memahami berbagai hal yang dapat memicu gejala asma. Berikut berbagai penyebab asma kambuh yang paling umum:

1. Alergi

gejala asma saat hamil; reaksi alergi ibu hamil
Alergi merupakan salah satu penyebab asma yang paling umum. Pasalnya, alergi dan asma saling berkaitan satu sama lain.
Pada orang yang memiliki alergi, sistem kekebalan tubuh justru menghasilkan antibodi bernama histamin untuk melawan  zat-zat yang sebenarnya tidak membahayakan. Misalnya makanan atau bulu binatang. Histamin kemudian akan beredar ke seluruh organ tubuh, seperti kulit, mata, hidung, saluran napas, paru-paru, dan saluran pencernaan lewat aliran darah. Akibatnya, tubuh akan memunculkan beragam reaksi berlebihan. Salah satunya adalah sesak napas khas asma.
Secara umum ada dua alergi yang dapat menjadi penyebab asma, yaitu alergi terhirup dan alergi makanan.
1. Alergi terhirup
Alergi dapat menjadi penyebab asma ketika seseorang menghirup udara yang mengandung zat-zat tertentu. Sekitar 80 persen orang dengan asma memiliki alergi yang disebabkan oleh bulu binatang, tungau debu, kecoa, hingga serbuk sari dari pohon, rumput, dan bunga.
Dalam sebuah penelitian, anak-anak yang tinggal di rumah banyak kecoanya empat kali lebih mungkin mengalami asma kambuhan dibandingkan anak-anak yang rumahnya bersih dari paparan kecoa.
2. Alergi makanan
Dalam kasus yang jarang, alergi makanan juga dapat menjadi penyebab asma. Gejala asma bisa terjadi ketika reaksi alergi berkembang makin parah menjadi syok anafilaktik setelah makan makanan tertentu.
Berikut beberapa makan yang paling sering menyebabkan gejala alergi di antaranya:
  • Susu sapi
  • Telur
  • Kacang kacangan
  • Ikan
  • Kerang-kerangan
  • Kacang pohon (seperti kacang mete atau kenari)
  • Gandum
  • Kedelai
  • Buah segar
Gejala alergi makanan dapat berkisar dari ringan sampai berat, dan mungkin datang tiba-tiba atau selama beberapa jam. Karena sistem kekebalan tubuh seseorang mungkin bereaksi terhadap jumlah yang sangat kecil dari alergen, alergi makanan sangat berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa terutama jika memengaruhi pernapasan. Karena itu, orang dengan asma memiliki peningkatan risiko untuk memunculkan reaksi alergi yang fatal terhadap makanan.

2. Olahraga

bahaya olahraga berlebihan
Tidak semua orang yang gemar olahraga lantas akan mengalami asma. Namun khususnya pada orang-orang tertentu yang sudah punya asma sebelumnya, gejala mereka bisa bertambah parah akibat olahraga. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bagi orang yang tidak pernah punya asma (termasuk atlet) justru mengalaminya hanya saat mereka berolahraga. Kenapa?
Ketika berolahraga atau beraktivitas berat, seperti naik tangga contohnya, Anda mungkin tanpa sadar menarik dan buang napas lewat mulut. Cara bernapas seperti ini bisa penjadi penyebab asma muncul.
Mulut tidak memiliki rambut-rambut halus dan rongga sinus seperti hidung yang berfungsi membantu melembapkan udara yang masuk. Udara kering dari luar yang masuk ke paru lewat mulut akan memicu penyempitan saluran napas sehingga Anda sulit bernapas lega.
Anda mungkin mengalami gejala asma seperti sesak napas, batuk-batuk, dan napas mengi berbunyi “ngik-ngik” dalam 5-20 menit pertama berolahraga. Gejala asma karena olahraga tersebut biasanya dapat mereda dalam hitungan menit atau bahkan beberapa jam setelahnya.
Penggunaan inhaler asma sebelum memulai olahraga bisa jadi salah satu cara mencegah terjadinya serangan asma ketika berolahraga. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemanasan pelan-pelan lebih dulu sebelum memulai olahraga. Jangan pula memaksakan berolahraga terlalu berat di luar kemampuan tubuh.

3 Asam lambung naik

tips mencegah maag kambuh obat maag sucralfate
Studi terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen orang pengidap asma ternyata juga memiliki riwayat penyakit GERD parah. Nyatanya, orang dengan penyakit asma hampir dua kali lebih rentan terkena GERD dibanding mereka yang bukan penderita asma.
GERD adalah gangguan pencernaan kronis yang ditandai dengan kenaikan asam lambung lebih dari 2-3 kali setiap minggu. Penyebabnya adalah katup berotot (sfingter) di ujung paling atas lambung tidak bisa menutup dengan baik untuk menjaga asam lambung tetap ada di dasar lambung. Akibatnya, asam lambung naik ke kerongkongan. Jika asam lambung naik ke kerongkongan atau saluran napas, maka akan menyebabkan iritasi dan peradangan bronkus yang dapat memicu serangan asma.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, asam lambung dapat membuat gejala asma memburuk dan asma dapat memperburuk gejala refluks asam lambung. Penyakit GERD biasanya muncul pada saat tidur malam ketika penderitanya dalam posisi tidur berbaringg Itu mungkin juga kenapa gejala asma seringnya kambuh pada malah hari pada orang-orang tertentu.
Beberapa tanda yang menunjukkan refluks asam lambung sebagai penyebab asma termasuk:
  • Baru memunculkan gejala asma pada masa dewasa
  • Tidak memiliki riwayat penyakit asma dari keluarga
  • Gejala asma yang memburuk setelah makan besar atau olahraga
  • Gejala asma yang terjadi saat minum minuman beralkohol
  • Gejala asma yang terjadi pada malam hari atau saat berbaring
  • Obat asma kurang efektif dari biasanya
  • Tidak memiliki riwayat alergi atau bronkitis
Jika Anda memiliki salah satu dari tanda yang sudah disebutkan di atas, biasanya dokter akan melakukan tes khusus untuk memastikan diagnosis. Dengan begitu, dokter dapat menentukan perawatan yang tepat untuk Anda.

4. Merokok

orang merokok
Orang yang merokok lebih cenderung terkena asma dibandingkan yang mereka yang tidak merokok. Jika Anda memiliki asma dan merokok, maka hal tersebut dapat membuat gejala asma semakin memburuk.
Wanita yang merokok selama hamil juga dapat meningkatkan risiko mengi pada janinnya. Tak hanya itu saja. Bayi yang ibunya merokok selama kehamilan juga memiliki fungsi paru-paru yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang ibunya tidak merokok.
Berhenti merokok merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi gejala asma sekaligus melindungi paru-paru Anda.

5. Batuk

mengatasi batuk
Selain alergi, batuk juga bisa jadi salah satu penyebab asma. Pemicu asma batuk biasanya adalah peradangan ataupun infeksi di saluran pernapasan, misalnya karena flu, rhinitis kronis dan sinusitis (radang sinus), dan bronkitis. Infeksi saluran pernapasan merupakan penyebab asma paling umum pada anak-anak di bawah usia 10 tahun. Infeksi pernapasan yang memicu asma ini dapat disebabkan karena virus atau bakteri.
Asma batuk sangat kurang terdiagnosis dan sulit diobati. Jika Anda mengalami batuk yang berkepanjangan, segera cek kondisi kesehatan Anda ke dokter spesialis paru-paru. Pengobatan yang biasanya dilakukan adalah tes fungsi paru-paru guna melihat kinerja paru-paru Anda.

6. Obat-obatan tertentu

terlalu banyak minum obat
Kebanyakan orang tidak pernah mengira bahwa obat-obat tanpa resep tertentu bisa memperburuk gejala asma. Ya, obat antinyeri NSAID seperti aspirin dan ibuprofen hingga obat penyakit jantung beta blocker bisa memperburuk gejala asma yang Anda miliki. Bahkan tak jarang, efek samping obat-obatan tersebut juga dapat berakibat fatal pada penderita asma.
Apabila Anda termasuk salah satu orang yang sensitif terhadap obat-batan tersebut, hindari ibuprofennaproxen, dan diclofenac karena mereka bisa memicu serangan asma. Terlebih bagi Anda yang sudah punya riwayat asma.
Selalu konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat-obat tersebut sebelum Anda mengonsumsinya.

7. Pekerjaan tertentu

Pekerjaan Anda bisa jadi penyebab asma suka kambuh tanpa disadari. Ini diakibatkan oleh pemicu-pemicu yang umum hadir di lingkungan kerja. Misalnya zat kimia, serbuk kayu, debu konstruksi, dan asap limbah pabrik.
Orang yang paling rentan mengalami asma okupasi adalah para pekerja konstruksi, peternak hewan, perawat, tukang kayu, petani, dan pekerja lain yang dalam kesehariannya mengalami paparan polusi udara dan zat kimia serta rokok yang bisa menimbulkan gejala asma.
Gejala asma okupasi biasanya hanya terjadi saat Anda sedang bekerja.

8. Malam hari

sakit di malam hari
Penelitian menunjukkan bahwa kasus kematian akibat asma paling banyak terjadi pada malam hari. Kondisi ini terjadi karena meningkatknya paparan alergen, suhu udara, posisi tidur yang berbaring, atau bahkan produksi hormon tertentu yang mengikuti jam biologis tubuh. Selain itu, umumnya gejala sinusitis dan asma sering muncul di malam hari, terutama apabila lendir paru menyumbat saluran napas dan memicu gejala batuk khas asma.
Selalu menyediakan obat asma di samping tempat tidur adalah kunci utama untuk mengatasi asma malam hari dan mendapatkan tidur yang berkualitas.

9. Penyebab asma lainnya

gejala asma
Selain yang sudah disebutkan di atas, penyebab asma lainnya juga bisa karena hal-hal remeh dan mungkin tak terpikirkan sebelumnya, seperti:
  • Bau-bauan yang kuat, misalnya parfum, bahan pembersih, dan lain sebagainya.
  • Udara dingin, perubahan suhu, dan kelembapan dapat menyebabkan asma.
  • Rasa cemas,menangis, berteriak, stres, marah, atau tertawa terlalu keras  juga dapat memicu serangan asma.
Beberapa penyakit berikut ini juga dapat menyebabkan beberapa gejala yang mirip asma, tapi pada dasarnya mereka bukan asma.
  • Mengi adalah satu dari sekian gejala asma yang dapat dikenali. Meski begitu bukan berarti orang yang mengalami mengi pasti memiliki asma. Pasalnya, mengi juga dapat menjadi gejala dari penyakit lain seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan pneumonia (infeksi paru-paru).
  • Asma jantung adalah bentuk dari gagal jantung yang gejalanya mirip dengan beberapa gejala asma biasa.
  • Disfungsi pita suara.

Bagaimana cara mengobati penyakit asma?

Asma adalah penyakit yang tak bisa disembuhkan. Namun, berbagai cara mulai dari penggunaan obat hingga perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan gejala asma dan mencegahnya kambuh.
Biasanya obat-obatan asma diberikan melalui inhaler. Alat ini digunakan dengan cara dihirup. Penggunaan obat asma dengan cara dihirup dinilai lebih efektif karena dapat mengirimkan obat langsung ke saluran pernapasan Anda. Tanyakan secara rinci pada dokter Anda bagaimana penggunaan inhaler karena setiap inhaler bekerja dengan cara yang berbeda-beda. Pastikan juga jika Anda memahami apa yang disampaikan dokter karena hal tersebut merupakan bagian dari salah satu cara penanganan asma yang baik.
Secara umum asma dapat diobati dengan dua jenis obat-obatan, yaitu:
1. Obat kontrol jangka panjang
Kebanyakan orang yang memiliki asma harus minum obat kontrol jangka panjang setiap hari untuk membantu mencegah gejala. Obat-obatan jangka panjang adalah yang paling efektif mengurangi peradangan saluran napas, dan membantu mencegah kekambuhan gejala. Obat-obatan ini termasuk kortikosteroid inhalasi, Cromolyn, Omalizumab (anti-IgE). Jika Anda memiliki asma yang parah, Anda mungkin harus menggunakan pil kortikosteroid atau cair untuk jangka pendek agar asma Anda tetap terkontrol.
2. Obat pereda instan
Semua orang yang memiliki penyakit asma memerlukan obat-obatan tertentu untuk membantu meringankan gejala asma yang mungkin kambuh. Inhalasi short-acting beta2-agonis (albuterol, pirbuterol, levalbuterol atau bitolterol) adalah pilihan pertama untuk bantuan cepat. Obat-obatan lain adalah ipratropium (antikolinergik), prednisoneprednisolon (steroid oral). Anda harus menggunakan obat pereda cepat ketika Anda gejala asma baru mulai muncul.
Jika Anda menggunakan obat ini lebih dari 2 hari seminggu, bicarakan dengan dokter Anda tentang kontrol asma Anda. Anda mungkin perlu untuk membuat perubahan rencana tindakan asma Anda

Bagaimana caranya mengontrol gejala asma?

Ada banyak pemicu atau penyebab asma. Reaksi terhadap pemicu asma berbeda untuk setiap orang dan dapat bervariasi juga dari waktu ke waktu. Penyebab asma tertentu mungkin tidak berbahaya bagi sebagian orang. Namun bagi beberapa orang lainnya, hal tersebut dapat memperburuk gejala asma yang ada. Mengenali dan menghindari berbagai penyebab asma yang spesifik, jika memungkinkan, adalah kunci utama untuk mengontrol gejala asma. Berikut beberapa hal lain yang dapat Anda lakukan untuk mengontrol gejala asma:
  • Melakukan diskusi dengan dokter untuk membuat dan menjalani rencana perawatan yang tepat untuk Anda.
  • Mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait cara menggunakan obat asma seperti inhaler, nebulizer, dan obat-obatan lainnya yang mungkin diresepkan dokter.
  • Mencatat gejala asma Anda sebagai cara untuk melacak seberapa baik asma Anda terkontrol.
  • Anda mungkin juga harus melakukan vaksin flu setiap tahun. Silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

SUMBER : https://dokterherbals.com/waspada-pantangan-makanan-bagi-penderita-asma/
https://hellosehat.com/penyakit/asma/
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/asma/penyebab-asma-gampang-kambuh/


0 komentar:

Posting Komentar

 

WELCOME © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor