Senin, 07 Januari 2019

Hati

- Januari 07, 2019

Hati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search
Hati
Human Hepar.jpg
Hati manusia
Surface projections of the organs of the trunk.png
Gambar organ dalam manusia, hati (bahasa Inggrisliver) terletak di tengah.
Rincian
Sarafceliac gangliavagus[1]
Pengenal
Latinjecur, iecer
MeSHA03.620
TAA05.8.01.001
FMA7197
Terminologi anatomi
Hati (bahasa Yunaniἡπαρ, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amoniaurea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.[2] Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. Sebanyak 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal.[3] Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.[4]
Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti sel Kupffersel Itolimfosit intrahepatik seperti sel pit. Sel non-parenkimal menempati sekitar 6,5% volume hati dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan banyak fungsi hepatosit.
Filtrasi merupakan salah satu fungsi lumen lobus sinusoidal yang memisahkan permukaan hepatosit dari darahSEC memiliki kapasitas endositosis yang sangat besar dengan berbagai ligan seperti glikoproteinkompleks imuntransferin dan seruloplasmin. SEC juga berfungsi sebagai sel presenter antigen yang menyediakan ekspresi MHC I dan MHC II bagi sel TSekresi yang terjadi meliputi berbagai sitokinaeikosanoid seperti prostanoid dan leukotrienaendotelin-1nitrogen monoksida dan beberapa komponen ECM.
Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal, merupakan sel dengan banyak vesikel lemak di dalam sitoplasma yang mengikat SEC sangat kuat hingga memberikan lapisan ganda pada lumen lobus sinusoidal. Saat hati berada pada kondisi normal, sel Ito menyimpan vitamin A guna mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang dibentuk dengan SEC, yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.
Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal, merupakan makrofaga dengan kemampuan endositik dan fagositik yang mencengangkan. Sel Kupffer sehari-hari berinteraksi dengan material yang berasal saluran pencernaan yang mengandung larutan bakterial, dan mencegah aktivasi efek toksin senyawa tersebut ke dalam hati. Paparan larutan bakterial yang tinggi, terutama paparan LPS, membuat sel Kupffer melakukan sekresi berbagai sitokina yang memicu proses peradangan dan dapat mengakibatkan cedera pada hati. Sekresi antara lain meliputi spesi oksigen reaktifeikosanoidnitrogen monoksidakarbon monoksidaTNF-αIL-10, sebagai respon sistem imun bawaan dalam fase infeksi primer.
Sel pit merupakan limfosit dengan granula besar, seperti sel NK yang bermukim di hati. Sel pit dapat menginduksi kematian seketika pada sel tumor tanpa bergantung pada ekspresi antigen pada kompleks histokompatibilitas utama. Aktivitas sel pit dapat ditingkatkan dengan stimulasi interferon-γ.
Selain itu, pada hati masih terdapat sel T-γδ, sel T-αβ dan sel NKT.

Sel punca[sunting | sunting sumber]

Selain hepatosit dan sel non-parenkimal, pada hati masih terdapat jenis sel lain yaitu sel intra-hepatik yang sering disebut sel oval,[5] dan hepatosit duktular.[6] Regenerasi hati setelah hepatektomi parsial, umumnya tidak melibatkan sel progenitor intra-hepatik dan sel punca ekstra-hepatik (hemopoietik), dan bergantung hanya kepada proliferasi hepatosit. Namun dalam kondisi saat proliferasi hepatosit terhambat atau tertunda, sel oval yang berada di area periportal akan mengalami proliferasi dan diferensiasi menjadi hepatosit dewasa.[5][7] Sel oval merupakan bentuk diferensiasi dari sel progenitor yang berada pada area portal dan periportal, atau kanal Hering,[8] dan hanya ditemukan saat hati mengalami cedera.[9] Proliferasi yang terjadi pada sel oval akan membentuk saluran ekskresi yang menghubungkan area parenkima tempat terjadinya kerusakan hati dengan saluran empeduEpimorfin, sebuah morfogen yang banyak ditemukan berperan pada banyak organ epitelial, tampaknya juga berperan pada pembentukan saluran empedu oleh sel punca hepatik.[10] Setelah itu sel oval akan terdiferensiasi menjadi hepatosit duktular. Hepatosit duktular dianggap merupakan sel transisi yang terkait antara lain dengan:[11]
tergantung pada jenis gangguan yang menyerang hati.
Pada model tikus dengan 70% hepatektomi, dan induksi regenerasi hepatik dengan asetilaminofluorena-2, ditemukan bahwa sel punca yang berasal dari sumsum tulang belakang dapat terdiferensiasi menjadi hepatosit,[12][13] dengan mediasi hormon G-CSF sebagai kemokina dan mitogen.[14] Regenerasi juga dapat dipicu dengan D-galaktosamina.[15]

Sel imunologis[sunting | sunting sumber]

Hati juga berperan dalam sistem kekebalan dengan banyaknya sel imunologis pada sistem retikuendotelial yang berfungsi sebagai tapis antigen yang terbawa ke hati melalui sistem portal hati. Perpindahan fase infeksidari fase primer menjadi fase akut, ditandai oleh hati dengan menurunkan sekresi albumin dan menaikkan sekresi fibrinogen. Fasa akut yang berkepanjangan akan berakibat pada simtoma hipoalbuminemia dan hiperfibrinogenemia.[16]
Pada saat hati cedera, sel darah putih akan distimulasi untuk bermigrasi menuju hati dan bersama dengan sel Kupffer mensekresi sitokina yang membuat modulasi perilaku sel Ito.[17] Sel TH1 memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan seluler seperti IFN-gammaTNF, dan IL-2. Sel TH2 sebaliknnya akan memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan humoral seperti IL-4IL-5IL-6IL-13 dan meningkatkan respon fibrosis. Sitokina yang disekresi oleh sel TH1 akan menghambat diferensiasi sel T menjadi sel TH2, sebaliknya sitokina sekresi TH2 akan menghambat proliferasi sel TH1. Oleh sebab itu respon kekebalan sering dikatakan terpolarisasi ke respon kekebalan seluler atau humoral, namun belum pernah keduanya.

Fungsi hati[sunting | sunting sumber]

Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati.
Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:
Selain melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat seperti sel pada umumnya, hati juga berperan dalam metabolisme karbohidrat yang lain:
dan pada lintasan katabolisme:
Hati juga mencadangkan beberapa substansi, selain glikogen:

Regenerasi sel hati[sunting | sunting sumber]

Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi merupakan suatu proses yang sangat penting agar hati dapat pulih dari kerusakan yang ditimbulkan dari proses detoksifikasi dan imunologis. Regenerasi tercapai dengan interaksi yang sangat kompleks antara sel yang terdapat dalam hati, antara lain hepatositsel Kupffersel endotelial sinusoidalsel Ito dan sel punca; dengan organ ekstra-hepatik, seperti kelenjar tiroidkelenjar adrenalpankreasduodenumhipotalamus.[21]
Hepatosit, adalah sel yang sangat unik. Potensi hepatosit untuk melakukan proliferasi, muncul pada saat-saat terjadi kehilangan massa sel,[22] yang disebut fase prima atau fase kompetensi replikatif[23] yang umumnya dipicu oleh sel Kupffer melalui sekresi sitokina IL-6 dan TNF-α. Pada fase ini, hepatosit memasuki siklus sel dari fase G0 ke fase G1.
TNF-α dapat memberikan efek proliferatif atau apoptotik, bergantung pada spesi oksigen reaktif dan glutathion, minimal 4 faktor transkripsi diaktivasi sebelum hepatosit masuk ke dalam fase proliferasi, yaitu NF-κBSTAT-3AP-1 dan C/EBP-beta.[24]
Proliferasi hepatosit diinduksi oleh stimulasi sitokina HGF dan TGF-α, dan EGF[24] dengan dua lintasan. HGF, TGF-α, dan EGF merupakan faktor pertumbuhan yang berasal dari substrat serina dan protein logam[25]yang menginduksi sintesis DNA.[23] Lintasan pertama adalah lintasan IL-6/STAT-3 yang berperan dalam siklus sel melalui siklin D1/p21 dan perlindungan sel dengan peningkatan rasio FLIP, Bcl-2, Bcl-xL, Ref1, dan MnSOD. Lintasan kedua adalah lintasan PI3-K/PDK-1/Akt yang mengendalikan ukuran sel melalui molekul mTOR, selain sebagai zat anti-apoptosis dan antioksidan.
Hormon tri-iodotironina, selain menurunkan kadar kolesterol pada hati,[26] juga memiliki kapasitas dalam proliferasi hepatosit sebagai mitogen yang berperan pada siklin D1,[27] mempercepat konsumsi O2 oleh mitokondria dengan mengaktivasi transkripsi pada gen pernafasen hingga meningkatkan produksi spesi oksigen reaktif.[28] Sekresi ROS ke dalam sitoplasma hepatosit akan mengaktivasi faktor transkripsi NF-κB.[29]Pada sel KupfferROS dalam sitoplasma, akan mengaktivasi sekresi sitokina TNF-αIL-6 dan IL-1 untuk disekresi. Ikatan yang terjadi antara ketiga sitokina ini dengan hepatosit akan menginduksi ekspresi pencerap enzim antioksidan, seperti mangan superoksida dismutasei-nitrogen monoksida sintaseprotein anti-apoptosis Bcl-2, haptoglobin dan fibrinogen-β yang diperlukan hepatosit dalam proliferasi.[30] Stres oksidatif yang dapat ditimbulkan oleh ROS maupun kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sitokina, dapat dilenyapkan dengan asupan tosoferol (100 mg/kg) atau senyawa penghambat gadolinium klorida (10 mg/kg) seperti yang dimiliki oleh sel Kupffer, sebelum stimulasi hormon tri-iodotironina,[31] sedangkan laju proliferasi hepatosit dikendalikan oleh kadar etanolamina sebagai faktor hepatotrofik humoral.[32]
Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi telah diketahui semenjak zaman Yunani kuno dari cerita mitos tentang seorang titan yang bernama Prometheus.[33] Kemampuan ini dapat sirna, hingga hepatosit tidak dapat masuk ke dalam siklus sel, walaupun kehilangan sebagian massanya, apabila terjadi fibrosis hati. Lintasan fibrosis yang tidak segera mendapat perawatan, lambat laun akan berkembang menjadi sirosis hati[34]dan mengharuskan penderitanya untuk menjalani transplantasi hati atau hepatektomi demi kelangsungan hidupnya.
Regenerasi hati setelah hepatektomi parsial merupakan proses yang sangat rumit di bawah pengaruh perubahan hemodinamikamodulasi sitokina, hormon faktor pertumbuhan dan aktivasi faktor transkripsi, yang mengarah pada proses mitosis. Hormon PRL yang disekresi oleh kelenjar hipofisis menginduksi respon hepatotrofik sebagai mitogen yang berperan dalam proses proliferasi dan diferensiasi.[35] PRL memberi pengaruh kepada peningkatan aktivitas faktor transkripsi yang berperan dalam proliferasi sel, seperti AP-1c-Jun dan STAT-3; dan diferensiasi dan terpeliharanya metabolisme, seperti C/EBP-alfa, HNF-1, HNF-4 dan HNF-3. c-Jun merupakan salah satu protein penyusun AP-1.[36] Induksi NF-κB pada fase ini diperlukan untuk mencegah apoptosis dan memicu derap siklus sel yang wajar.[37] Pada masa ini, peran retinil asetat menjadi sangat vital, karena fungsinya yang menambah massa DNA dan protein yang dikandungnya.[38]

Penyakit pada hati[sunting | sunting sumber]

Hati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ lain di dalam tubuh. Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan fungsi multi-dimensional, hati menjadi sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit. Hati akan merespon berbagai penyakit tersebut dengan meradang, yang disebut hepatitis
Seringkali hepatitis dimulai dengan reaksi radang patobiokimiawi yang disebut fibrosis hati,[39] dengan simtoma paraklinis berupa peningkatan rasio plasma laminin, sebuah glikoprotein yang disekresi sel Itoasam hialuronat dan sejenis aminopeptida yaitu prokolagen tipe III,[40] dan CEA.[41] Fibrosis hati dapat disebabkan oleh rendahnya rasio plasma HGF,[42][43] atau karena infeksi viral, seperti hepatitis B, patogen yang disebabkan oleh infeksi akut sejenis virus DNA yang memiliki fokus infeksi berupa templat transkripsi yang disebut cccDNA yang termetilasi,[44] atau hepatitis C, patogen serupa hepatitis B yang disebabkan oleh infeksi virus RNA dengan fokus infeksi berupa metilasi DNA, terutama melalui mekanisme ekspresi genetik berkas GADD45B, sehingga mengakibatkan siklus sel hepatosit menjadi tersendat-sendat.[45][46]
Fibrosis hati memerlukan penangan sedini mungkin, seperti pada model tikus, stimulasi proliferasi hepatosit akan meluruhkan fokus infeksi virus hepatitis B,[47] sebelum berkembang menjadi sirosis hati atau karsinoma hepatoselular. Setelah terjadi kanker hati, senyawa siklosporina yang memiliki potensi untuk memicu proliferasi hepatosit, justru akan mempercepat perkembangan sel kanker,[48] oleh karena sel kanker mengalami hiperplasia hepatik, yaitu proliferasi yang tidak disertai aktivasi faktor transkripsi genetik. Hal ini dapat diinduksi dengan stimulasi timbal nitrat (LN, 100 mikromol/kg), siproteron asetat (CPA, 60 mg/kg), dan nafenopin(NAF, 200 mg/kg).[49]
Hepatitis juga dapat dimulai dengan defisiensi mitokondria di dalam hepatosit, yang disebut steatohepatitis. Disfungsi mitokondria akan berdampak pada homeostasis senyawa lipid dan peningkatan rasio spesi oksigen reaktif yang menginduksi TNF-α.[50] Hal ini akan berlanjut pada pengendapan lemakstres oksidatif dan peroksidasi lipid,[51] serta membuat mitokondria menjadi rentan terhadap kematian oleh nekrosis akibat rendahnya rasio ATP dalam matrik mitokondria, atau oleh apoptosis melalui pembentukan apoptosom dan peningkatan permeabilitas membran mitokondria dengan mekanisme Fas/TNF-α. Permintaan energi yang tinggi pada kondisi ini menyebabkan mitokondria tidak dapat memulihkan cadangan ATP hingga dapat memicu sirosis hati,[51] sedangkan peroksidasi lipid akan menyebabkan kerusakan pada DNA mitokondria dan membran mitokondria sisi dalam yang disebut sardiolipin, dengan peningkatan laju oksidasi-beta asam lemak, akan terjadi akumulasi elektron pada respiratory chain kompleks I dan III yang menurunkan kadar antioksidan.[50]
Sel hepatosit apoptotik akan dicerna oleh sel Ito menjadi fibrinogen dengan reaksi fibrogenesis setelah diaktivasi oleh produk dari peroksidasi lipid dan rasio leptin yang tinggi. Apoptosis kronis kemudian dikompensasi dengan peningkatan laju proliferasi hepatosit, disertai DNA yang rusak oleh disfungsi mitokondria, dan menyebabkan mutasi genetik dan kanker.
Pada model tikusmelatonin merupakan senyawa yang menurunkan fibrosis hati,[52] sedang pada model kelincikurkumin merupakan senyawa organik yang menurunkan paraklinis steatohepatitis,[53] sedang hormonserotonin[54] dan kurangnya asupan metionina dan kolina[55] memberikan efek sebaliknya dengan resistansi adiponektin.[56]
Disfungsi mitokondria juga ditemukan pada seluruh patogenesis hati, dari kasus radang hingga kanker dan transplantasi.[57] Pada kolestasis kronik, asam ursodeoksikolat bersama dengan GSH bersinergis sebagai antioksidan yang melindungi sardiolipin dan fosfatidil serina hingga mencegah terjadinya sirosis hati.[58]

Pengaruh alkohol[sunting | sunting sumber]

Alkohol dikenal memiliki fungsi immunosupresif terhadap sistem kekebalan tubuh, termasuk meredam ekspresi kluster diferensiasi CD4+ dan CD8+ yang diperlukan dalam pertahanan hati terhadap infeksi viral, terutama HCV.[59] Alkohol juga meredam rasio kemokina IFN pada lintasan transduksi sinyal seluler, selain meningkatkan risiko terjadinya fibrosis.[60]
Banyak lintasan metabolisme memberikan kontribusi terhadap alkohol untuk menginduksi stres oksidatif.[61] Salah satu lintasan metabolisme yang sering diaktivasi oleh etanol adalah induksi enzim sitokrom P450 2E1. Enzim ini menimbulkan spesi oksigen reaktif seperti radikal anion superoksida dan hidrogen peroksida, serta mengaktivasi subtrat toksik termasuk etanol menjadi produk yang lebih reaktif dan toksik. Sel dendritiktampaknya merupakan sel yang paling terpengaruh oleh kandungan etanol di dalam alkohol. Pada percobaan menggunakan model tikus, etanol meningkatkan rasio plasma IL-1βIL-6IL-8TNF-αASTALTADHγ-GTTGMDA dan meredam rasio IL-10GSH,[62] faktor transkripsi NF-κB dan AP-1.[63]

Pengaruh alkaloid[sunting | sunting sumber]

Kopi, salah satu kompleks senyawa alkaloid dari golongan purina xantina dengan asam klorogenat dan lignan,[64] pada studi epidemiologis, disimpulkan sebagai salah satu faktor penurun risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2,[65][66] penyakit Parkinsonsirosis hati dan karsinoma hepatoselular,[67] dan perbaikan toleransi glukosa.[64] Konsumsi kopi secara kronis terbukti tidak menyebabkan tekanan darah tinggi namun secara akut mengakibatkan peningkatan tekanan darah sementara dalam selang waktu singkat,[68] dan plasma homosisteina[67] sehingga dapat menjadi ancaman bagi penderita gangguan kardiovaskular.[65]
Konsumsi kopi secara teratur dapat menurunkan rasio enzim ALT serta aktifitas enzimatik pada lintasan metabolisme hati,[69] yang sering disebabkan oleh[70] infeksi viral, induksi obat-obatan, keracunan, kondisi iskemik, steatosis (akibat alkohol, diabetes, obesitas), penyakit otoimun,[71] dan resistansi insulin, sindrom metabolisme,[72] dan kelebihan zat besi.[73] Selain ALT, kopi juga menurunkan enzim hati yang lain, yaitu gamma-GT dan alkalina fosfatase.[74] dan memberikan efek antioksidan dan detoksifikasi fase II oleh karena senyawa diterpenakafestol dan kahweol,[75] sehingga mencegah terjadinya proses karsinogenesis.[76][77]Proses tersebut disertai dengan gamma-GT sebagai indikator utama.[78]

Pengaruh kegemukan, trigeliserida tinggi dan diabetes[sunting | sunting sumber]

Kegemukantrigliserida tinggi (hipertrigliseridemia) dan diabetes dapat menyebabkan pelemakan hati dan kalau dibiarkan akan menjadi sirosis hati. 10-15 orang dari 100 orang dengan pelemakan hati dapat menderita sirosis, sedangkan 30 orang dari 100 orang dengan peradangan hati kronis akibat virus (biasanya Hepatitis B) dapat menderita sirosis. Pelemakan hati dapat diperiksa di laboratorium klinik menggunakan tes bio kimia atau secara visual menggunakan USG.[79]

Transplantasi hati[sunting | sunting sumber]

Teknologi transplantasi hati merupakan hasil yang dikembangkan dari penelitian pada beberapa bidang studi kedokteran. Pada tahun 1953, BillinghamBrent, dan Medawar menemukan bahwa toleransi kimerisme[80]dapat diinduksi oleh infus sel hematolimfopoietik donor pada model tikus.[81]
Pada tahun 1958 studi canine mengembangkan suatu teori mengenai molekul hepatotrofik pada portal pembuluh balik pada hati dan menemukan hormon insulin sebagai faktor hepatotrofik utama dari beberapa faktor lain yang ada.[82] Pada saat yang hampir bersamaan teori mengenai transplantasi multiviseral dan hati juga berkembang dari studi imunosupresi yang mempelajari algoritme empiris dari pengenalan pola dan respon terapis. Pada awal 1960, dibuktikan bahwa canine dan allograft manusia memiliki toleransi kimersime yang dapat terinduksi otomatis dengan bantuan imunosupresi, hingga pada akhir 1962 disimpulkan dengan keliru, bahwa transplantasi melibatkan dua sistem kekebalan yang berbeda. Konsekuensi kesimpulan tersebut menjadi dogma bahwa tolerogenisitas hati, pada dasarnya, berbeda, tidak hanya dengan sumsum tulang belakang, tetapi dengan seluruh organ tubuh yang lain.[81] Kekeliruan ini tidak terkoreksi dengan baik hingga tahun 1990.[80]
Transplantasi hati yang pertama dilakukan di Denver pada tahun 1963,[83] keberhasilan pertama tercatat pada tahun 1967 dengan azatioprinaprednison dan globulin anti-limfoid, oleh Thomas E. Starzl dari Amerika Serikat, disusul oleh keberhasilan transplantasi sumsum tulang belakang manusia pada tahun 1968.[80] Rentang waktu antara 1967 hingga 1979 mencatat 84 kali transplantasi hati pada anak dengan 30% daya tahan hidup hingga 2 tahun.[83]
Perkembangan studi imunosupresi kemudian memberikan perbaikan dan harapan hidup lebih panjang bagi pasien, antara lain dengan pergantian azatioprina dengan siklosporina pada tahun 1979, lalu tergantikan dengan takrolimus pada tahun 1989.[82]
Pada tahun 1992, dikembangkan teori mikrokimerisme leukosit donor[84] dengan cakupan donor dari silsilah berlainan, yang memberikan harapan hidup yang sangat panjang bagi penerima donor organ, setelah diketahui hubungan antara aspek imunologis dari transplantasi, infeksi, toleransi oleh sumsum tulang belakangneoplasma dan kelainan otoimun, yang disebut sebagai mekanisme seminal. Respon kekebalan dan toleransi kekebalan antara organ donor dan tubuh ditemukan merupakan fungsi dari migrasi dan lokalisasi leukosit.[81] Salah satu temuan adalah aktivasi sistem kekebalan turunan oleh sel NK dan interferon-γ segera setelah transplantasi selesai dilakukan.[85] Pada model tikus, sel hepatosit donor ditemukan bersifat sangat antigenik sehingga memicu respon penolakan, yang dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama antara sel T CD4 dan sel T CD8.[86]
Untuk itu diperlukan terapi imunosupresif yang intensif sebelum transplantasi dilakukan, yang disebut preparative regimen atau conditioning untuk mencegah penolakan organ donor oleh sistem kekebalan inang.[87]Terapi imunosupresif tersebut ditujukan untuk menekan sel T dan sel NK inang guna memberikan ruang di dalam sumsum tulang belakang untuk transplantasi sel punca hematopoietik dari organ donor melalui terapi mielosupresif, untuk keseimbangan repopulasi sel donor dengan sel hasil diferensiasi dari sel punca inang.
Dewasa ini, transplantasi hati dilakukan hanya pada saat hati telah memasuki jenjang akhir suatu penyakit, atau telah terjadi disfungsi akut yang disebut fulminant hepatic failure. Kasus transplantasi hati pada manusia umumnya disebabkan oleh sirosis hati akibat dari hepatitis C kronis, ketergantungan alkohol, hepatitis otoimun dll.
Teknik umum yang digunakan adalah transplantasi ortotopik, yaitu penempatan organ donor pada posisi anatomik yang sama dengan posisi awal organ sebelumnya. Transplantasi hati berpotensi dapat diterapkan, hanya jika penerima organ donor tidak memiliki kondisi lain yang memberatkan, seperti kanker metastatis di luar organ hati, ketergantungan pada obat-obatan atau alkohol. Beberapa ahli berpedoman pada kriteria Milanuntuk seleksi pasien transplantasi hati.
Organ donor, disebut allograft, biasanya berasal dari manusia lain yang baru saja meninggal dunia akibat cedera otak traumatik (kadaverik). Teknik transplantasi lain menggunakan organ manusia yang masih hidup, operasi hepatektomi mengangkat 20% hati pada segmen Coinaud 2 dan 3 dari orang dewasa untuk didonorkan kepada seorang anak, pada tahun 1989.

Dengan berat sekitar 1,5 kilogram, hati merupakan salah satu organ terbesar dalam tubuh. Salah satu fungsi hati adalah bekerja membantu melancarkan  metabolisme tubuh. Lalu, hal apa lagi yang harus diketahui lebih lanjut tentang fungsi hati?

Di mana letak hati dalam tubuh?

Hati terletak di perut kanan atas, di bawah diafragma, dan memenuhi sebagian besar ruang di bawah tulang rusuk dan juga sebagian kecil ruang di perut kiri atas. Jika dilihat dari luar, tampak perbedaan dari lobus kanan yang lebih besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Kedua lobus ini dipisahkan oleh pita jaringan ikat yang melekatkan hati pada rongga perut. Kandung empedu, di mana cairan empedu disimpan, terletak di cekungan kecil di bagian bawah hati.

Salah satu fungsi hati adalah untuk membuang racun dalam tubuh

Beberapa hal yang dilakukan fungsi hati adalah sebagai berikut:
  • Membersihkan tubuh dari zat-zat berbahaya dalam darah, termasuk obat-obatan dan alkohol
  • Memecah lemak jenuh dan menghasilkan kolesterol
  • Menghasilkan protein darah yang membantu koagulasi, pengangkutan oksigen, dan fungsi sistem kekebalan tubuh
  • Menyimpan gula (glukosa) dalam bentuk glikogen
  • Menyimpan kelebihan nutrisi dan mengembalikannya sebagian ke aliran darah
  • Menghasilkan empedu, zat yang diperlukan untuk membantu mencerna makanan
Jaringan fungsi hati terdiri dari banyak unit sel hati, itu dinamakan lobulus. Lalu, ada banyak kapiler (pembuluh darah terkecil) pengangkut darah dan empedu yang membentang di antara sel-sel hati ini. Darah yang berasal dari organ pencernaan mengalir ke pembuluh utama hati dengan mengangkut nutrisi, obat, dan juga zat beracun.
Begitu mencapai hati, zat-zat ini diproses, disimpan, diubah, dimurnikan, dan disalurkan kembali ke dalam darah atau dilepaskan ke usus untuk digunakan dalam proses pencernaan. Dengan cara ini, hati ini bisa memurnikan darah dari alkohol dan terhindar dari produk sampingan hasil pemecahan obat. Hati juga memecah sel-sel darah merah yang berusia tua atau rusak. Bersama vitamin K, hati memproduksi protein yang penting dalam pembekuan darah.

Fungsi hati manusia untuk menghasilkan energi

Fungsi hati manusia adalah memainkan peran utama dalam semua proses pencernaan dan penyerapan zat gizi dalam tubuh. Selain membuang racun, salah satu fungsi hati adalah untuk menghasilkan energi dengan memecah lemak.
Dalam proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, fungsi hati adalah untuk membantu menstabilkan kadargula darah (glukosa). Jika kadar gula darah meningkat, misalnya sehabis makan, hati menyaring gula dari darah yang dipasok oleh vena portal (pembuluh vena dalam hati) dan menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jika kadar gula darah seseorang terlalu rendah, hati akan memecah cadangan gula yang dimilikinya dan melepaskannya ke dalam darah. Sama halnya dengan gula, hati juga menyimpan vitamin dan mineral (besi dan tembaga), untuk dilepaskan ke dalam darah jika diperlukan.
Sementara jika tubuh kekurangan kadar gula, maka lemak akan diambil untuk dijadikan energi. Lagi-lagi hati memiliki peran utama dalam mempersiapkan lemak untuk menjadi bahan energi pengganti gula.
Dalam proses pencernaan lemak, sel-sel hati memecah lemak dan menghasilkan energi. Sel-sel ini juga melepaskan sekitar 800 sampai 1.000 mililiter empedu per harinya. Cairan berwarna kuning, kecoklatan atau hijau zaitun ini dikumpulkan dalam kapiler-kapiler kecil dan kemudian diteruskan ke saluran empedu utama, yang mengangkut empedu ke bagian usus kecil yang disebut duodenum. Empedu sangatlah diperlukan untuk pemecahan dan penyerapan lemak.
hati manusia tumbuh lagi

Fungsi hati manusia untuk membantu ginjal memproduksi urin

Fungsi hati juga memainkan peran penting dalam metabolisme protein. Pasalnya sel-sel hati mengubah asam amino dalam makanan sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan energi, atau membentuk karbohidrat atau lemak. Zat “sampah” yang dihasilkan dari proses ini disebut ammonia.
Sel-sel hati mengubah ammonia menjadi zat yang jauh tidak berbahaya yang disebut urea, yang dilepaskan ke dalam darah. Urea kemudian diangkut ke ginjal dan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urin.
Fungsi hati manusia memainkan banyak peran penting dalam tubuh. Konsultasikan pada dokter atau apoteker jika Anda ingin tahu lebih lanjut mengenai fungsi hati manusia.

Bila fungsi hati manusia rusak

Bila fungsi hati manusia rusak, hal ini tidak dapat diperbaiki kecuali dilakukan transplantasi. Penyakit hati atau penyakit liver adalah penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor yang merusak hati, seperti virus dan penggunaan alkohol. Obesitas juga berhubungan dengan kerusakan hati. Seiring waktu, kerusakan hati berdampak pada luka di jaringan (sirosis), yang dapat menyebabkan gagal hati, suatu kondisi yang mengancam jiwa.

Makanan apa yang baik untuk fungsi hati manusia?

Gejala kesulitan tidur, bertambah berat badan, atau mengalami sakit kepala berkepanjangan, merupakan salah satu ciri bahwa di tubuh Anda memiliki banyak racun yang mengendap. Racun dapat berasal dari pola makan, kebiasaan gaya hidup, atau polutan dari lingkungan. Ini juga berarti hati Anda perlu bekerja lebih keras untuk membersihkan darah dari segala racun.
Untuk membantu fungsi hati manusia menjadi lebih baik, Anda dapat mengubah pola makan Anda untuk membantu kerja fungsi hati dan memberi nutrisi yang penting agar dapat berfungsi dengan efisien. Berikut asupan yang harus Anda makan:

1. Air

Enam puluh persen kandungan di tubuh Anda adalah air. Namun tidak seperti unta, manusia tidak menyimpan air di kantung pada punggung. Kadar air pada tubuh manusia adalah kadar air dalam sirkulasi, tersimpan di sel tubuh. Jika Anda tidak memiliki air yang cukup,fungsi hati adalah organ pertama yang tidak dapat bekerja dengan baik dan sehat.
Sehingga nantinya racun akan mengendap di tubuh Anda, salah satu sisa pembuangan seperti air seni dan keringat akan menjadi ciri bahwa fungsi hati manusia bermasalah. Direkomendasikan untuk meminum 3 liter air setiap hari. Namun jangan minum air dengan berlebihan, karena tidak baik juga.

2. Sayur-sayuran

Sayur-sayuran yang baik untuk fungsi hati adalah jenis sayuran yang meliputi brokoli, kol, kembang kol, bok choy dan daikon. Sayur-sayuran ini memiliki phytonutrients – flavonoid, carotenoid, sulforaphane dan indoles. Zat kimia alami ini dapat membantu fungsi hati menetralkan zat kimia, pestisida, obat-obatan dan karsinogen.
Ada juga sayur-sayuran hijau lainnya seperti kale, Brussels sprouts, dan kembang kol yang kaya akan sulfur. Zat kimia ini terkenal untuk kemampuan mendetoksifikasi pada fungsi hati manusia dan dapat dimasak dengan berbagai cara. Sayuran yang berdaun seperti bayam yang kaya akan antioksidan glutation juga dapat membantu melawan radikal bebas dan melindungi liver Anda.

3. Tanaman laut

Dikenal juga sebagai algea dan memiliki banyak jenis algea. Beberapa contohnya adalah arame, nori, kombu, wakame, hijiki, dulse, agar dan kelp. Warga Jepang memiliki angka kematian yang terkait dengan penyakit hati terendah karena tanaman laut adalah salah satu makanan utama dalam pola makan mereka. Tanaman laut ini membantu hati dalam mencegah logam dari terserap oleh tubuh Anda.

4. Kacang-kacangan dan oatmeal

Makanan yang kaya serat seperti oatmeal dapat membantu mengurangi lemak pada tubuh Anda. Ini dapat mengurangi risiko Anda untuk mengalami penyakit pada hati. Kacang-kacangan, yang mengandung vitamin E, dapat melindungi liver Anda dari penyakit perlemakan hati.
buah untuk sakit tipes

5. Buah-buahan

Buah-buahan pada umumnya, terutama buah-buahan ceri seperti stroberi, raspberi dan cranberi sering disebut sebagai buah-buahan super karena sangat sehat. Buah-buahan tersebut mengandung anthocyanin dan polyphenols, yang telah terbukti menghambat perkembangan sel kanker di hati. Selain itu, mereka juga kaya antioksidan dan dapat mengurangi jerawat, rasa sakit dan penuaan.

6. Makanan fermentasi

Makanan fermentasi seperti kimchi, acar, sup miso dan tofu dapat menambahkan mikroorganisme di perut dan membantu pencernaan. Selain itu, senyawa kimia di makanan berfermentasi sudah dipecah, sehingga mudah dicerna orang dengan penyakit hati.

7. Lemak sehat

Lemak memberikan tubuh tenaga untuk bekerja dan bermain. Anda dapat menemukan lemak yang sehat di produk alami seperti flax seeds, hemp seeds, chia seeds, minyak kelapa, olive oil dan alpukat. Makanan tersebut mengandung lemak yang sehat seperti lemak tak jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal. Sumber yang paling kaya akan asam lemak omega-3 adalah dari makanan hasil laut.

8. Rempah-rempah

Rempah-rempah adalah cara yang paling murah untuk mendapatkan hati yang sehat. Rempah serba guna – dapat dibuat menjadi teh atau sebagai bumbu – dan kaya akan zat-zat pendetoksifikasi anti peradangan, antiviral dan antibakteri.

Panduan menjalani diet penyakit hati

Jika Anda memiliki penyakit hati (liver), ada beberapa pertimbangan khusus yang mungkin Anda butuhkan sebelum menjalani diet penyakit hati untuk membantu mengelola kondisi Anda. Diet yang tidak sehat dapat membuat hati bekerja sangat keras sehingga mungkin menyebabkan lebih banyak kerusakan dari yang sudah ada.
Meskipun awalnya tidak dimaksudkan untuk orang dengan penyakit hati, diet Mediterania yang memfokuskan kecukupan empat pilar nutrisi, seperti karbohidrat komplekslemak sehatprotein, dan antioksidan ternyata juga dapat membantu mengurangi tebalnya lapisan lemak di hati Anda.
Bicarakan dengan ahli gizi Anda seputar jenis diet yang terbaik untuk Anda sehingga Anda mendapatkan jumlah nutrisi yang tepat, dan juga berapa banyak kalori yang Anda harus dapatkan setiap hari. Perubahan yang Anda akan buat akan banyak bergantung pada seberapa baik hati Anda bekerja.
Begini panduan umumnya:

1. Makan makanan tinggi karbohidrat

Karbohidrat harus menjadi sumber utama kalori dalam diet ini. Tapi bukan sembarang karbohidrat. Hindari permen, soda biasa, roti, pasta dari terigu, gorengan, dan makanan lain dengan tambahan gula termasuk sirup jagung tinggi fruktosa. Terlalu banyak gula sederhana mempercepat proses di mana hati mengolah makanan menjadi lemak.
Karbohidrat kompleks, seperti yang diiringi dengan banyak serat, merupakan pilihan yang lebih aman. Karbohidrat kompleks cenderung memiliki indeks glikemik rendah yang dicerna lebih lambat dan tidak menyebabkan lonjakan gula ke seluruh tubuh Anda. Hal ini dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kolesterol darah Anda.
Contoh makanan yang mengandung karbohidrat kompleks termasuk biji-bijian (gandum, oats, nasi merah), alpukat, kacang walnut, sayuran bertepung seperti jagung, kacang polong, kentang, labu, dan ketela, juga sayuran berdaun hijau seperti bayam dan selada. Penyakit hati dapat menyebabkan kadar gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah pada beberapa orang. Anda mungkin perlu untuk mengontrol jumlah karbohidrat yang Anda makan untuk membantu mengontrol kadar gula darah Anda.

2. Cukupi kebutuhan protein Anda

Hal ini penting untuk makan dalam jumlah yang tepat dari protein ketika Anda memiliki penyakit hati. Makanan berikut merupakan sumber protein yang baik: ikan air dingin (seperti salmon dan mackerel), daging tanpa lemak, telur dan produk susu, serta kacang dan biji-bijian mentah.
Makan sekitar 1 gram protein per kilogram berat badan. Ini berarti bahwa seorang pria dengan berat badan 70 kilogram, misalnya, harus makan 70 gram protein per hari. Tapi perhitungan ini tidak termasuk protein yang didapat dari makanan dan sayuran bertepung. Seseorang dengan hati yang rusak parah mungkin perlu makan lebih sedikit protein. Bicarakan dengan dokter Anda tentang rincian kebutuhan protein Anda.

3. Lemak boleh, asal secukupnya

Orang dengan penyakit hati sering bertentangan dengan insulin. Pasalnya, tubuh mereka membuat insulin, tetapi tidak bekerja dengan baik. Akibatnya glukosa menumpuk dalam darah, dan hati mengolah gula tambahan gula tersebut menjadi lemak.
Lemak tertentu dalam diet penyakit hati Anda dapat meningkatkan sensitivitas insulin, atau kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin. Sel-sel Anda dapat mengambil simpanan glukosa tersebut sehingga hati Anda tidak perlu membuat dan menyimpan lemak. Peningkatan asupan karbohidrat dan lemak juga membantu mencegah pemecahan protein dalam hati.
asam lemak esensial untuk kecerdasan anak
Contoh lemak yang baik adalah asam lemak omega 3 yang ditemukan dalam ikan berminyak (salmon, tuna, mackerel, herring), minyak sayur, kacang-kacangan (terutama walnut), dan sayuran berdaun hijau gelap. Lemak tak jenuh tunggal juga merupakan jenis lemak yang baik untuk tubuh.
Lemak tak jenuh tunggal dapat Anda temukan di berbagai sumber pangan nabati, seperti buah zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan. Hindari lemak jenuh dan batasi pula konsumsi daging dan produk susu. Hindari memasak dengan cara dipanggang, dibakar, atau digoreng yang menggunakan minyak kelapa. Ini menyebabkan penumpukan lemak yang lebih banyak di hati Anda.

4. Makan buah dan sayur yang tinggi antioksidan

Alasan lain dari penumpukan lemak dalam hati adalah bahwa sel-sel pada fungsi hati bisa rusak ketika nutrisi tidak memecah dengan benar. Buah-buahan (terutama beri, seperti goji berry), sayuran, dan beberapa makanan lain memiliki senyawa yang dikenal sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel-sel dari kerusakan ini. Hanya saja, ingat untuk memilih produk segar dan menghindari makanan kaleng, yang cenderung tinggi kandungan sodiumnya.
Beberapa studi menemukan bahwa vitamin E dapat membantu dengan penyakit perlemakan hati. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa untuk memperbaiki kondisi hati  yang berlemak, maka Anda perlu juga mengonsumsi vitamin E dan C yang disertai dengan obat penurun kolesterol. Dokter tidak tahu mana salah satu dari faktor ini yang bertanggung jawab, atau jika semua tiga hal tersebut saling bekerja sama.
Biji bunga matahari dan almond merupakan sumber yang baik dari vitamin E. Begitu pula dengan minyak zaitun dan minyak canola. Makanan sumber antioksidan tinggi lain yang mungkin memiliki manfaat untuk hati Anda meliputi sayuran berdaun hijau dan sayuran berbonggol, bawang putih mentah, teh hijau, buah asam (lemon dan jeruk, dan kunyit.

5. Hindari garam

Anda mungkin perlu untuk mengurangi jumlah garam dalam diet penyakit hati Anda (biasanya kurang dari 1500 miligram per hari). Penelitian terkini menunjukkan bahwa konsumsi garam yang berlebih dapat memicu pembentukan jaringan parut (seperti bekas luka) pada liver Anda. Tanyakan pada dokter Anda untuk informasi lebih lanjut tentang diet rendah garam. Beberapa makanan yang mengandung garam dalam jumlah tinggi adalah:
  • Garam dapur
  • Daging asap, sosis, kornet
  • Makanan kaleng dan kaldu sayuran siap saji
  • Makanan beku dan makanan ringan kemasan
  • Kecap asin, saus barbeque, saus teriyaki
  • Sup kemasan

SUMBER : https://id.wikipedia.org/wiki/Hati 
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hepatitis/cara-kerja-fungsi-hati-adalah/

0 komentar:

Posting Komentar

 

WELCOME © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor