Senin, 07 Januari 2019

Kanker Paru Paru

- Januari 07, 2019

Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru adalah jenis kanker yang dimulai di paru-paru. Di Singapura, itu adalah kanker kedua tersering didiagnosis setiap tahun. Perokok memiliki risiko tertinggi terkena kanker paru-paru. Risiko kanker paru-paru meningkat dengan durasi dan jumlah rokok yang diisap. Setelah satu berhenti merokok, kemungkinan terkena kanker paru-paru berkurang, meskipun waktu bertahun-tahun untuk sama dengan non-perokok. Perokok pasif, misalnya pasangan perokok yang tidak merokok juga memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker paru-paru.
Lung-pix4
Jenis kanker paru-paru
Ada dua jenis utama kanker paru-paru berdasarkan penampilan sel-sel kanker di bawah mikroskop. Keputusan pengobatan berdasarkan pada jenis kanker paru-paru hadir. 2 jenis utama dari kanker paru-paru adalah:
Kanker paru-paru sel kecil. Kanker paru-paru sel kecil terjadi hampir secara eksklusif pada perokok berat dan kurang umum dari kanker paru-paru bukan sel kecil. Prognosis buruk karena pasien biasanya datang lambat dengan penyakit yang telah menyebar.
Kanker paru-paru bukan sel kecil. Ini adalah jenis yang paling umum dari kanker. Kanker paru-paru bukan sel kecil merupakan istilah umum untuk beberapa jenis kanker paru-paru yang berperilaku dengan cara yang sama. Kanker paru-paru bukan sel kecil termasuk karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma dan karsinoma sel besar.
Gejala kanker paru-paru yang dicurigai
Tanda dan gejala kanker paru-paru biasanya mungkin tidak terlihat pada tahap awal. Satu harus mencari perhatian medis ketika salah satu tanda-tanda atau gejala berikut mulai menjadi perhatian anda:
  • Batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu
  • Perubahan batuk kronis atau “batuk perokok”
  • Batuk darah (bahkan jika jumlah kecil)
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Mengi
  • Suara serak
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Tulang / nyeri sendi
  • Kelelahan
  • Sakit Kepala
  • Pembengkakan wajah atau lengan
  • Kelumpuhan wajah
Diagnosa
Jika anda mencurigai anda mungkin memiliki kanker paru-paru, dokter anda dapat memesan sejumlah tes untuk mencari sel-sel kanker dan untuk menyingkirkan kondisi lainnya. Tes pertama biasanya dada X-ray. Jika dada X-ray tidak normal, dada CT scan biasanya diperintahkan untuk memperjelas kelainan yang terlihat. Kadang-kadang, CT mengambil kelainan yang tidak terlihat pada sinar-X dada.
Tes berikutnya mungkin termasuk:
Sitologi dahak : Jika anda memiliki batuk dan memproduksi dahak, melihat dahak di bawah mikroskop kadang-kadang dapat mengungkapkan adanya sel-sel kanker paru-paru..
Biopsi paru :  Sampel sel abnormal akan dihapus dalam prosedur yang disebut biopsi. Dokter Anda dapat melakukan biopsi di sejumlah cara, termasuk
Bronkoskopi : Sebuah tabung cahaya dimasukkan melalui hidung ke paru-paru. Dengan itu, dokter dapat memeriksa daerah abnormal paru-paru dan mendapatkan jaringan paru-paru untuk analisis.
Mediastinoscopy :  Sayatan dibuat di leher dan kelenjar getah bening sampel yang diambil.
Biopsi jarum : Penggunaan X-ray atau CT dada untuk memandu jarum melalui dinding dada dan ke dalam jaringan paru-paru untuk mengumpulkan sampel jaringan.
Contoh biopsi juga dapat diambil dari kelenjar getah bening atau daerah lain di mana kanker diperkirakan telah menyebar, seperti hati.
Tahapan Kanker paru-paru
Setelah kanker paru-paru didiagnosis, dokter akan memesan tes untuk menentukan stadium kanker anda. Pementasan menentukan luasnya penyakit, khususnya jika kanker telah menyebar dan di mana. Untuk menentukan stadium kanker, tes seperti CT scan, magnetic resonance imaging (MRI), positron emission tomography (PET) dan scan tulang mungkin dilakukan untuk mencari kanker menyebar ke luar paru-paru.
Kanker paru-paru bukan sel kecil dipentaskan sebagai 1 sampai 4. Tahapan 1 dan 2 adalah awal yaitu kanker terbatas pada dada. Tahap 3 juga disebut secara lokal maju kanker paru-paru dan Tahap 4 adalah kanker paru-paru stadium akhir, yaitu kanker telah menyebar ke tempat yang jauh misalnya tulang atau otak.
Kanker paru-paru sel kecil biasanya dipentaskan sebagai terbatas atau luas. Tahap terbatas menunjukkan bahwa kanker terbatas pada satu paru-paru. Tahap ekstensif menunjukkan bahwa kanker telah menyebar di luar satu paru-paru.
Pengobatan
Kanker paru-paru stadium awal (Tahap 1 dan 2) dapat disembuhkan dengan operasi. Hal ini biasanya melibatkan menghapus lobus paru-paru (yaitu lobektomi) atau seluruh paru-paru (pneumonectomy). Satu harus cocok untuk operasi sebelum itu direnungkan. Pengujian fungsi paru-paru wajib sebelum operasi kanker paru-paru mencoba. Secara rutin, ahli bedah sampel kelenjar getah bening di operasi untuk memastikan bahwa penyebaran mikroskopis belum terjadi.
Kanker paru-paru stadium akhir (Tahap 4) biasanya diobati dengan kemoterapi. Satu atau kombinasi dari obat kemoterapi dapat diberikan secara intravena atau oral. Hal ini dilakukan selama periode minggu atau bulan, dengan jeda di antara untuk memungkinkan tubuh untuk memulihkan.
Selama beberapa tahun terakhir, agen kemoterapi oral baru yang bekerja hanya pada pasien kanker paru-paru dengan varian genotip telah digunakan. Ini obat oral disebut terapi bertarget dan kurang beracun dan lebih mudah untuk mengelola. Namun, mereka hanya bekerja pada mereka yang kanker jaringan menunjukkan kelainan genetik misalnya EGFR dan ALK mutan.
Terapi radiasi menggunakan sinar energi bertenaga tinggi, seperti sinar-X, untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi radiasi dapat diarahkan pada kanker paru-paru dari luar tubuh (radiasi sinar eksternal) atau dapat ditempatkan di dalam jarum, bibit atau kateter dan dimasukkan dalam tubuh dekat kanker (brachytherapy). Terapi radiasi dapat digunakan sendiri atau dengan pengobatan kanker paru-paru lainnya. Kadang-kadang itu diberikan pada waktu yang sama seperti kemoterapi.
Untuk tumor yang sangat kecil, stereotactic radioterapi tubuh dapat digunakan. Bentuk radiasi bertujuan banyak sinar radiasi dari sudut yang berbeda pada kanker paru-paru. Stereotactic pengobatan radioterapi tubuh biasanya selesai dalam satu atau beberapa perawatan. Radioterapi terutama digunakan jika kanker telah menyebar ke otak atau tulang.
Prognosis kanker paru-paru masih suram, dengan ketahanan hidup 5 tahun 5-10%

JANGAN BUANG WAKTU SEGERA ATASI MASALAH PARU-PARU BASAH ANDA

INILAH BAHAYA YANG BISA DITIMBULKAN JIKA PARU-PARU BASAH DIBIARKAN BEGITU SAJA DAN TIDAK SEGERA DIATASI DENGAN BENAR

  • Paru-paru basah jika dibiarkan saja, bisa menyebabkan kematian.
  • Kondisi paru paru basah ini bisa dialami oleh siapa saja, dan jika terjadi pada anak-anak akan sangat berbahaya hingga menyebabkan kematian. Bahkan data yang dirilis oleh badan kesehatan dunia ( WHO ) menyebutkan bahwa pnemonia menjadi penyebab 16% kematian balita didunia.
  •  Diindonesia data yang dikeluarkan CNN menyebutkan bahwa 2-3 balita meninggal dunia setiap jamnya akibat pneumia ( paru paru basah ). Hal ini sebagai indikasi bahwa pneumonia memang penyakit mematikan bagi anak-anak.
  • Sebab utama dari munculnya penyakit paru paru basah ini adalah bakteri, jamur dan virus dengan begitu maka ada kemungkinan penyakit paru paru basah bisa menular, penularannya terjadi ketika seseorang yang terkena kondisi ini bersin atau batuk.

Apakah Saat Ini Anda Memiliki Keluhan Seperti Di Bawah Ini ?

  • Batuk berdahak atau kering lebih dari 3 minggu.
  • Batuk darah.
  • Nyeri dada dan sesak napas.
  • Nafsu makan berkurang dan berat badan menurun.
  • Demam tinggi yang hilang timbul. Kondisi ini membuat pasien merasa seakan tidak pernah sembuh dari demam. Curigai gejala TBC apabila demam lebih dari 3 minggu dan tidak jelas penyebabnya.
  • Berkeringat di malam hari meski tidak kegerahan.
  • Kelelahan yang ekstrim, nyeri otot.
Jika anda mengalami masalah tersebut maka WASPADALAH kemungkinan besar Anda terkena penyakit Paru Paru Basah dan Masalah Kesehatan Lainnya. Jika tidak segera di obati maka akan sangat membahayakan bagi kesehatan Anda. Semakin Anda biarkan maka akan semakin BERTAMBAH PARAH. Jika sudah parah maka kecil kemungkinan bisa di sembuhkan.

Mari kita awali tahun ini dengan mengikuti Tantangan Eropa 2019
Tutup

Kanker paru-paru

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search
Kanker paru-paru
LungCACXR.PNG
Foto rontgen dada yang menunjukkan sebuah tumor pada paru-paru (ditandai dengan panah)
Klasifikasi dan rujukan luar
SpesialisasiOnkologi
ICD-10C33.-C34.
ICD-9-CM162
DiseasesDB7616
MedlinePlus007194
eMedicinemed/1333 med/1336emerg/335 radio/807radio/405radio/406
Patient UKKanker paru-paru
MeSHD002283
Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan paru-paru. Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar dari paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau bagian tubuh yang lainnya. Sebagian besar kanker yang mulai di paru-paru, yang dikenal sebagai kanker paru primer, adalah karsinoma yang berasal dari sel epitelium. Jenis kanker paru yang utama adalah SCLC (kanker paru sel kecil), atau disebut juga kanker sel gandum, dan NSCLC (kanker paru non-sel-kecil). Gejala paling umum adalah batuk (termasuk batuk darah), berat badan turun dan sesak napas.[1]
Penyebab paling umum kanker paru adalah paparan dalam jangka waktu yang lama terhadap asap tembakau,[2] yang menyebabkan 80–90% kanker paru.[1] Bukan perokok mencapai angka 10–15% dari kasus kanker paru,[3] dan kasus ini biasanya disebabkan oleh kombinasi antara faktor genetik,[4] gas radon,[4] asbestos,[5] dan polusi udara[4]termasuk asap rokok pasif.[6][7] Kanker paru dapat dilihat melalui foto rontgen dada dan tomografi komputer (CT scan). diagnosis dapat dipastikan dengan biopsi[8] yang biasanya dilakukan melalui prosedur bronkoskopi atau dipandu dengan CT. Perawatan dan hasil dalam jangka panjang tergantung pada tipe kanker, stadium (tingkat penyebaran), dan keadaan kesehatan pasien secara keseluruhan, diukur berdasarkan kondisi umum.
Perawatan biasanya meliputi pembedahankemoterapi, dan radioterapi. NSCLC biasanya ditangani melalui pembedahan, sedangkan SCLC umumnya memberikan respons yang lebih baik terhadap kemoterapi dan radioterapi.[9] Secara keseluruhan, 15% dari penduduk di Amerika Serikat terdiagnosis kanker paru mencapai harapan hidup lima tahun setelah diagnosis.[10] Secara global, kanker paru merupakan penyebab utama kematian karena kanker pada laki-laki dan perempuan, dan bertanggung jawab untuk 1,38 juta kematian setiap tahunnya, hingga tahun 2008.[11]

Tanda-tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]

Tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan adanya kanker paru adalah:[1]
Bila kanker tumbuh di sekitar saluran napas, keadaan ini dapat menghambat aliran udara, menyebabkan sesak napas. Hambatan ini dapat menyebabkan adanya akumulasi sekret di belakang sumbatan, dan menyebabkan terjadinya pneumonia.[1]
Bergantung pada jenis tumornya, fenomena paraneoplastik mungkin adalah yang pertama kali menarik perhatian mengenai adanya penyakit ini.[12] Pada kanker paru, fenomena ini dapat meliputi Sindrom Lambert–Eaton myastenik (lemah otot yang disebabkan oleh autoantibodi), hiperkalsemia, atau sindrom dari ketidakstabilan hormon antidiuretik (SIADH). Tumor pada bagian bagian paling atas dari paru-paru, dikenal sebagai Tumor Pancoast, dapat menginvasi bagian lokal dari sistem saraf simpatik, sehingga menyebabkan Sindrom Horner (jatuhnya kelopak mata dan pupil kecil pada sisi tersebut), dan juga menyebabkan kerusakan pada pleksus brakhialis.[1]
Kebanyakan gejala kanker paru (hilang nafsu makan, berat badan turun, demam, kelelahan) tidak spesifik.[8] Pada kebanyakan orang, kanker telah menyebar dari lokasi awalnya saat timbul gejala dan datang ke dokter. Lokasi umum penyebarannya termasuk otak, tulang, kelenjar adrenal, paru sebelahnya, hati, perikardium, dan ginjal.[13] Sekitar 10% dari penderita kanker paru tidak mengalami gejala saat diagnosis; kanker ini ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan foto rontgen dada.[10]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Kanker berkembang mengikuti kerusakan genetika pada DNA. Kerusakan genetika ini mempengaruhi fungsi normal sel, termasuk proliferasi sel, pemrograman kematian sel (apoptosis) dan perbaikan DNA. Ketika lebih banyak kerusakan terakumulasi, risiko terhadap kanker makin bertambah.[14]

Merokok[sunting | sunting sumber]

Grafik menunjukkan bagaimana peningkatan penjualan produk tembakau di AS pada empat dekade pertama pada abad ke-20 (rokok per orang per tahun) menyebabkan kenaikan yang cepat pada penderita kanker paru selama tahun 1930an, 40an dan 50an (kematian karena kanker paru per 100, 000 populasi laki-laki per tahun)
penampang melintang dari paru-paru manusia: Area berwarna putih di bagian lobus atas adalah kanker; area berwarna hitam adalah perubahan warna yang terjadi karena merokok.
Merokok, khususnya sigaret, secara umum merupakan penyumbang utama kanker paru.[15] Rokok sigaret mengandung lebih dari 60 jenis karsinogen,[16] termasuk di antaranya radioisotop dari peluruhan sekuens radonnitrosamin, dan benzopiren. Selain itu, nikotin menekan respons imun terhadap pertumbuhan kanker pada jaringan yang terpapar.[17] Di seluruh negara maju, 90% dari kematian karena kanker paru pada laki-laki selama tahun 2000 disebabkan oleh merokok (70% untuk perempuan).[18] Merokok bertanggung jawab terhadap 80–90% kasus kanker paru.[1]
Merokok pasif—proses inhalasi asap dari perokok lain—merupakan penyebab kanker paru pada bukan perokok. Perokok pasif dapat digolongkan sebagai seseorang yang hidup atau bekerja bersama perokok. Penelitian dari AS,[19][20] Eropa,[21] Inggris,[22] dan Australia[23] telah secara konsisten menunjukkan adanya peningkatan risiko yang signifikan di antara mereka yang terpapar asap rokok pasif.[24] Mereka yang hidup dengan perokok memiliki risiko yang lebih tinggi sebesar 20–30% sedangkan mereka yang bekerja pada lingkungan perokok mempunyai risiko 16–19% lebih tinggi.[25] Penelitian asap aliran sisi menunjukkan bahwa hal ini lebih berbahaya dari merokok langsung.[26] Merokok pasif menyebabkan 3, 400 kematian karena kanker paru setiap tahun di AS.[20]

Gas Radon[sunting | sunting sumber]

Radon adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan dari penguraian radioaktif radium, yang merupakan produk dari peluruhan uranium, yang ditemukan di lapisan kerak bumi. Produk peluruhan radiasi meng ion kan materi genetika, sehingga menyebabkan mutasi yang kadang menjadi bersifat kanker. Radon merupakan penyebab kanker paru paling banyak kedua di AS, setelah rokok.[20] Risikonya meningkat hinggga 8–16% untuk setiap peningkatan konsentrasi radon sebesar 100 Bq/.[27] Tingkat gas radon bervariasi tergantung pada lokasi dan komposisi tanah dan batuan di bawahnya. Sebagai contoh, di wilayah seperti Cornwall di Inggris (yang mengandung granit sebagai substrata), gas radon merupakan masalah utama, dan bangunan harus memiliki ventilasi aktif dengan kipas untuk menurunkan konsentrasi gas radon. United States Environmental Protection Agency (EPA) memperkirakan satu dari 15 rumah di AS memiliki tingkat radon lebih tinggi dari tingkat rekomendasi 4 picocurie per liter (pCi/l) (148 Bq/m³).[28]

Asbestos[sunting | sunting sumber]

Asbestos dapat menyebabkan berbagai penyakit paru-paru, termasuk kanker paru. Merokok tembakau dan asbestos memberikan efek sinergis dalam pembentukan kanker paru.[5] Asbestos juga dapat menyebabkan kanker pada pleura, yang disebut mesotelioma (yang berbeda dari kanker paru).[29]

Polusi udara[sunting | sunting sumber]

Polusi udara di luar rumah hanya memberikan efek yang kecil dalam meningkatkan risiko kanker paru.[4] partikulat (PM2.5) halus dan aerosol sulfat, yang berasal dari pelepasan asap kendaraan bermotor di jalanan, diasosiasikan agak meningkatkan risiko.[4][30] Untuk nitrogen dioksida, kenaikan bertahan hingga 10 bagian per miliar meningkatkan risiko kanker paru hingga 14%.[31] Polusi udara luar diperkirakan bertanggung jawab terhadap 1–2% kejadian kanker paru.[4]
Bukti tentatif mendukung adanya kenaikan risiko kanker paru dari polusi dalam ruang yang berhubungan dengan pembakaran kayu, batubara, residu bahan bakar kotoran dan sisa sampah yang dipakai untuk memasak dan pemanas ruang.[32] Wanita yang terpapar asap pembakaran batubara memiliki risiko dua kali lebih tinggi dan sejumlah produk sampingan dari pembakaran tanaman organik diketahui atau dicurigai bersifat karsinogen.[33] Risiko ini memengaruhi kurang lebih 2.4 miliar orang di seluruh dunia,[32] dan dipercaya menyebabkan 1.5% kematian karena kanker paru.[33]

Genetika[sunting | sunting sumber]

Diperkirakan bahwa 8 hingga 14% dari kanker paru disebabkan oleh faktor diturunkan.[34] Pada orang dengan saudara yang terkena kanker paru, risiko meningkat hingga 2.4 kali. Hal ini disebabkan oleh adanya kombinasi gen.[35]

Penyebab lain[sunting | sunting sumber]

Sejumlah zat, pekerjaan, dan paparan lingkungan lain juga dihubungkan dengan kanker paru. Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) menyatakan ada "bukti yang cukup" untuk menunjukkan bahwa sejumlah hal berikut karsinogenik untuk paru-paru:[36]

Patogenesis[sunting | sunting sumber]

Seperti jenis kanker lainnya, kanker paru diinisiasi oleh aktivasi onkogen atau inaktivasi gen supresor tumor.[37] Onkogen diyakini menjadikan orang lebih rentan terhadap kanker. Proto-onkogen diyakini berubah menjadi onkogen ketika terpapar karsinogen tertentu.[38] Mutasi pada proto-onkogen K-ras bertanggung jawab atas 10–30% adenokarsinoma paru.[39][40] Reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR) mengatur proliferasi sel, apoptosisangiogenesis, dan invasi tumor.[39] Mutasi dan amplifikasi EGFR biasa ditemukan pada kanker paru bukan-sel-kecil dan memberikan dasar pengobatan menggunakan inhibitor-EGFR. Her2/neu lebih jarang terpengaruh.[39] Kerusakan kromosomal bisa menyebabkan hilangnya heterozigositas. Hal ini bisa menyebabkan inaktivasi gen supresor tumor. Kerusakan pada kromosom 3p, 5q, 13q, dan 17p secara spesifik ditemukan pada kanker bukan-sel-kecil. Gen supresor tumor p53, yang terdapat di kromosom 17p, terpengaruh pada 60-75% kasus. Gen-gen lain yang sering dimutasi atau dikuatkan adalah c-METNKX2-1LKB1PIK3CA, dan BRAF.[39]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]

CT scan menunjukkan tumor yang mengandung sel-sel kanker di paru-paru kiri
Melakukan foto rontgen dada adalah salah satu langkah pemeriksaan awal jika seseorang melaporkan gejala-gejala yang mengarah pada kanker paru. Upaya ini bisa menunjukkan adanya massa yang jelas, pelebaran mediastinum (yang menunjukkan penyebaran ke nodus limfatik), atelektasis (kolaps), konsolidasi (pneumonia), atau efusi pleura.[2] Pencitraan CT umumnya digunakan untuk memberi informasi tambahan tentang jenis dan perluasan penyakit. Bronkoskopi atau biopsi dipandu-CT kerap dipakai dalam pengambilan sampel tumor untuk pemeriksaan histopatologi.[10]
Kanker paru sering tampak sebagai nodul paru soliter dalam foto rontgen dada. Tetapi, diagnosis diferensialnya luas. Banyak penyakit lain yang menunjukkan tampilan seperti itu, termasuk tuberkulosis, infeksi jamur, kanker metastatik, atau pneumonia terkelompok. Penyebab nodul paru soliter yang lebih jarang ditemukan termasuk hamartomakista bronkogenikadenomamalformasi arteriovenasekuestrasi parunodul reumatoidgranulomatosis Wegener, atau limfoma.[41] Kanker paru juga bisa berupa temuan insidental, sebagai nodul paru soliter dalam sebuah foto rontgen dada atau CT scan yang dilakukan untuk tujuan yang tidak berkaitan.[42] Diagnosis definitif kanker paru didasarkan pada pemeriksaan histologi jaringan yang meragukan dalam konteks ciri klinis dan radiologi.[1]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Kejadian kanker paru berdasar-usia menurut jenis histologi[4]
Tipe histologiKejadian per 100, 000 per tahun
Semua jenis66.9
Adenokarsinoma22.1
Karsinoma skuamosa14.4
Karsinoma sel kecil9.8
Kanker paru diklasifikasikan berdasarkan tipe histologi.[8] Klasifikasi ini penting untuk menentukan manajemen dan memprediksi keluaran penyakit. Mayoritas besar kanker paru adalah karsinoma—keganasan yang timbul dari sel epitelial. Kanker paru dikategorikan menurut ukuran dan tampakan sel-sel ganas yang dilihat oleh ahli histopatologi melalui mikroskop. Dua kelas besarnya adalah kanker paru bukan-sel-kecil dan sel kecil.[43]

Kanker paru bukan-sel-kecil[sunting | sunting sumber]

Mikrografi karsinoma skuamosa, satu tipe kanker bukan-sel-kecil, spesimen FNAPewarnaan Pap
Hampir 40% kanker paru adalah adenokarsinoma, yang biasanya bermula di jaringan paru perifer.[8] Kebanyakan kasus adenokarsinoma dihubungkan dengan kebiasaan merokok; namun, di antara orang-orang yang merokok kurang dari 100 rokok sepanjang hidup mereka ("tidak pernah merokok"),[1] adenokarsinoma merupakan jenis kanker paru yang paling umum.[44] Satu subtipe adenokarsinoma, karsinoma bronkioloalveolar, lebih umum ditemukan pada wanita yang tidak pernah merokok, dan penderitanya dapat memiliki daya tahan hidup yang lebih baik.
Karsinoma sel skuamosa menjadi penyebab sekitar 30% kanker paru. Jenis ini khususnya timbul di saluran napas besar. Rongga berlubang dan kematian sel yang berkaitan umumnya ditemukan di pusat tumor. Sekitar 9% kanker paru adalah karsinoma sel besar. Disebut demikian karena sel-sel kanker tersebut besar, memiliki sitoplasma berlebihan, nuklei besar dan nukleoli kelihatan jelas.

Kanker paru sel kecil[sunting | sunting sumber]

Kanker paru sel kecil (gambar mikroskopik biopsi jarum besar)
Pada karsinoma paru sel kecil (SCLC), sel kanker mengandung granul neurosekretori padat (vesikel yang mengandung hormon neuroendokrin), yang memberi tumor ini suatu asosiasi endokrin/sindrom paraneoplastik.[45] Sebagian besar kasus muncul di saluran napas besar (bronki primer dan sekunder).[10] Kanker ini berkembang cepat dan menyebar di tahap awal perkembangan penyakit. Enam puluh sampai tujuh puluh persen memiliki penyakit metastatik pada saat penyakit mulai memberikan gejala. Kanker paru jenis ini sangat berkaitan dengan kebiasaan merokok.[1]

Lain-lain[sunting | sunting sumber]

Empat subtipe histologi utama telah diketahui, meskipun sejumlah kanker mungkin mengandung kombinasi beberapa subtipe yang berbeda.[43] Subtipe yang jarang termasuk tumor kelenjartumor karsinoid, dan karsinoma tak terdiferensiasi.[1]

Metastasis[sunting | sunting sumber]

Immunostain (pewarnaan imunologi) tipikal pada kanker paru[1]
Tipe histologiImmunostain (pewarnaan imunologi)
Karsinoma sel skuamosaCK5/6 positif
CK7 negatif
AdenokarsinomaCK7 positif
TTF-1 positif
Karsinoma sel besarTTF-1 negatif
Kanker sel kecilTTF-1 positif
CD56 positif
Kromogranin positif
Sinaptofisin positif
Paru-paru merupakan tempat yang umum untuk persebaran tumor dari bagian tubuh yang lain. Kanker sekunder diklasifikasikan menurut tempat asalnya, misalnya kanker payudara yang telah menyebar ke paru-paru disebut kanker payudara metastatik. Metastasis kerapkali mempunyai tampilan bulat yang khas dalam foto rontgen dada.[46]
Kanker paru primer sendiri kerapkali bermetastasis ke otak, tulang, hati dan kelenjar adrenal.[8] Metode biopsi immunostain (pewarnaan imunologi) seringkali bermanfaat untuk menentukan sumber kanker.[47]

Stadium[sunting | sunting sumber]

Stadium kanker paru adalah pengkajian tingkat penyebaran kanker dari sumber asalnya. Langkah ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prognosis dan penanganan potensial kanker paru.[1]
Evaluasi awal dari pentahapan kanker paru bukan-sel-kecil (NSCLC) menggunakan klasifikasi TNM. Cara ini didasarkan pada ukuran tumor primer, keterlibatan nodus limfatik, dan metastasis jauh. Setelah ini, dengan menggunakan deskriptor TNM, ditentukan satu grup, berkisar mulai dari kanker yang tersembunyi, sampai stadium 0, IA (satu-A), IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB dan IV (empat). Kelompok stadium ini membantu pemilihan metode penangangan dan estimasi prognosis.[48] Kanker paru sel kecil (SCLC) umumnya diklasifikasikan sebagai 'stadium terbatas' (terbatas pada separuh dada dan dalam cakupan satu bidang radioterapi yang dapat ditoleransi) atau 'stadium ekstensif' (penyakit lebih meluas).[1] Namun, klasifikasi TNM dan pengelompokan bermanfaat untuk estimasi prognosis.[48]
Baik untuk NSCLC maupun SCLC, dua jenis evaluasi penentuan stadium adalah stadium klinis dan stadium bedah. Stadium klinis dilakukan sebelum pembedahan definitif. Tindakan ini didasarkan pada hasil kajian pencitraan (seperti CT scan dan PET scan) dan hasil biopsi. Stadium bedah dievaluasi baik selama maupun setelah operasi, dan didasarkan atas gabungan hasil-hasil temuan dalam pembedahan dan klinis, termasuk contoh sampel nodus limfatik dada yang diambil dalam pembedahan.[8]

Pencegahan[sunting | sunting sumber]

Pencegahan adalah cara paling murah untuk mengurangi perkembangan kanker paru. Meskipun di berbagai negara, karsinogen industri dan rumah tangga telah diidentifikasi dan dilarang, kebiasaan merokok masih dilakukan secara luas. Menghilangkan kebiasaan merokok adalah tujuan utama langkah pencegahan kanker paru, dan berhenti merokok merupakan salah satu pencegahan yang penting dalam proses ini.[49]
Intervensi kebijakan pengurangan dampak merokok pasif di ruang publik seperti restoran dan tempat kerja semakin banyak dilakukan di sejumlah negara barat.[50] Bhutan telah menerapkan larangan merokok sejak 2005[51] dan India mengeluarkan larangan merokok di area publik pada Oktober 2008.[52] Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan kepada pemerintah untuk menerapkan larangan penuh pada iklan rokok dalam upaya mencegah kaum muda mencoba merokok. Mereka menilai bahwa larangan tersebut mampu mengurangi konsumsi tembakau sampai sekitar 16% jika larangan tersebut diberlakukan.[53]
Penggunaan jangka panjang suplemen vitamin A,[54][55] vitamin C,[54] vitamin D,[56] atau vitamin E[54] tidak mengurangi risiko kanker paru. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa orang yang mengonsumsi makanan dengan proporsi sayur dan buah lebih tinggi cenderung memiliki risiko yang lebih rendah,[20][57], namun hal ini kemungkinan karena adanya kerancuan. Penelitian yang lebih cermat belum menunjukkan hubungan yang jelas.[57]

Penapisan[sunting | sunting sumber]

Penapisan merujuk pada penggunaan tes kesehatan untuk mendeteksi penyakit pada orang tanpa gejala. Tes penapisan yang mungkin untuk kanker paru meliputi sitologi dahakfoto rontgen dada (CXR), dan tomografi komputer (CT). Program penapisan yang menggunakan CXR atau sitologi belum menunjukkan adanya manfaat.[58] Melakukan penapisan pada orang-orang dengan risiko tinggi (misal, orang berusia 55-79 tahun yang sudah merokok lebih dari 30  pak tiap tahun atau mereka yang sebelumnya memiliki kanker paru) setiap tahun dengan pindai tomografi komputer (CT) dosis rendah dapat mengurangi peluang kematian akibat kanker paru dengan nilai mutlak sebesar 0, 3% (nilai relatif sebesar 20%).[59][60] Akan tetapi, ada sejumlah besar pindai positif palsu yang dapat menyebabkan prosedur invasif yang tidak diperlukan maupun biaya yang cukup besar.[61] Untuk setiap pindai positif yang sejati, ada lebih dari 19 positif palsu.[62] Pajanan radiasi merupakan potensi bahaya lain dari penapisan menggunakan X-Ray dan CT-Scan.[63]
Foto rontgen terkadang tidak mendapatkan hasil sama sekali, karena untuk jenis kanker sel kecil (small cells) yang masih sedikit dan tersebar, maka foto rontgen tidak akan menampakkannya. Menggunakan CT Scan biayanya mahal, dan radiatif. Penapis tumor untuk kanker paru-paru yang biasanya digunakan adalah NSE, SCC dan Cyfra 21.1; biasanya dilakukan sekaligus, karena hampir semua penapis tumor tidak memiliki spesifitas dan sensitivitas yang tinggi, oleh karenanya dengan melakukan beberapa penapis tumor sekaligus akan didapat perpotongan (intersection) yang meyakinkan dugaan adanya tumor tertentu pada area tertentu (bukan diagnosis, diagnosis hanya dengan biopsi). Yang terakhir masuk ke Indonesia adalah penapis tumor M2-PK, di mana sebenarnya penapis tumor ini tadinya diperuntukkan untuk menapis kanker usus besar, dapat mendeteksi polip yang belum menjadi tumor atau kanker dengan tingkat spesifisitas di atas 90 persen dan tingkat sensitivitas yang tinggi juga. Tidak memiliki negatip palsu dan berarti, jika negatip pasti negatip. Pada penelitian lebih lanjut, ternyata penapis tumor M2-PK juga dapat digunakan untuk menapis kanker paru-paru, bahkan lebih baik daripada NSE dan SCC, yang berarti lebih murah untuk digunakan.

Penanganan[sunting | sunting sumber]

Pengobatan untuk kanker paru tergantung pada jenis sel khusus kanker tersebut, seberapa jauh sel tersebut menyebar, dan kondisi umum orang tersebut. Pengobatan umum meliputi perawatan paliatif,[64]pembedahankemoterapi, dan terapi radiasi.[1]

Pembedahan[sunting | sunting sumber]

Contoh pneumonektomi yang mengandung karsinoma sel-skuamosa, terlihat sebagai daerah putih di dekat bronkus
Jika pemeriksaan mengonfirmasi adanya kanker paru bukan-sel-kecil (NSCLC), penilaian stadium dilakukan untuk menentukan apakah penyakit tersebut termasuk lokal dan dapat dilakukan pembedahan atau jika sel tersebut telah menyebar ke titik di mana tidak dapat ditangani dengan jalan pembedahan. Pindai tomografi komputer (CT scan) dan tomografi emisi positron digunakan untuk penentuan ini.[1] Jika dicurigai adanya keterlibatan kelenjar limfa mediastinum, mediastinoskopi dapat digunakan untuk mengambil sampel nodus dan membantu penentuan stadium.[65] Tes darah dan uji fungsi paru digunakan untuk menilai apakah seseorang cukup sehat untuk melakukan pembedahan.[10]Jika uji fungsi paru menunjukkan cadangan pernapasan yang rendah, pembedahan tidak mungkin dilakukan.[1]
Pada sebagian besar kasus kanker paru bukan-sel-kecil (NSCLC) stadium awal, pembuangan lobus paru (lobektomi) merupakan penanganan bedah pilihan. Pada orang-orang yang tidak siap untuk lobektomi total, eksisi sublobar yang lebih kecil (eksisi baji) dapat dilakukan. Akan tetapi, eksisi baji memiliki risiko kambuh yang lebih besar daripada lobektomi.[66] Brakiterapi iodin radioaktif di bagian tepi eksisi baji dapat mengurangi risiko kambuh.[67] Jarang sekali dilakukan pembuangan semua paru-paru (pneumonektomi).[66] Pembedahan torakoskopi berbantu video (VATS) dan lobektomi VATS menggunakan pendekatan invasif yang minimal pada pembedahan kanker paru.[68]Lobektomi VATS sama efektifnya jika dibandingkan dengan lobektomi terbuka konvensional, dengan rasa sakit pascabedah yang lebih ringan.[69]
Penanganan kanker paru sel kecil (SCLC), biasanya menggunakan kemoterapi dan/atau radioterapi.[70] Akan tetapi, peran pembedahan dalam kanker paru sel kecil (SCLC) perlu dipertimbangkan kembali. Pembedahan mungkin meningkatkan keberhasilan jika ditambahkan pada kemoterapi dan radiasi dalam kanker paru sel kecil (SCLC) tahap awal.[71]

Radioterapi[sunting | sunting sumber]

Radioterapi sering diberikan bersama dengan kemoterapi, dan dapat digunakan dengan maksud pengobatan pada orang dengan kanker paru bukan-sel-kecil (NSCLC) yang tidak memenuhi syarat untuk pembedahan. Bentuk radioterapi berintensitas tinggi ini disebut radioterapi radikal.[72] Penyempurnaan teknik ini berupa radioterapi yang dipercepat dan dengan hiperfraksinasi berkelanjutan (continuous hyperfractionated accelerated radiotherapy/CHART), yaitu saat dosis tinggi radioterapi diberikan dalam jangka waktu pendek.[73]Biasanya radioterapi dada pascabedah tidak digunakan setelah pembedahan yang bertujuan pengobatan untuk NSCLC.[74] Beberapa orang dengan keterlibatan kelenjar limfa mediastinum N2 mendapatkan manfaat setelah radioterapi pascabedah.[75]
Untuk kasus SCLC yang berpotensi dapat disembuhkan, radioterapi dada sering disarankan selain kemoterapi.[8]
Jika pertumbuhan kanker menyumbat bagian pendek bronkus, brakiterapi (radioterapi lokal) dapat diberikan langsung di dalam saluran napas untuk membuka saluran tersebut.[76] Dibandingkan dengan radioterapi pancaran eksternal, brakiterapi memungkinkan pengurangan waktu pengobatan dan mengurangi pajanan radiasi pada staf kesehatan.[77]
Iradiasi kranial profilaktik (Prophylactic cranial irradiation/PCI) adalah jenis radioterapi untuk otak, yang digunakan untuk mengurangi risiko metastasis. PCI sangat berguna dalam SCLC. Pada penyakit stadium-terbatas, PCI meningkatkan tiga tahun masa kelangsungan hidup mulai dari 15% hingga 20%; pada penyakit ekstensif, satu tahun masa kelangsungan hidup meningkat mulai dari 13% hingga 27%.[78]
Kemajuan terbaru dalam menjangkau sasaran dan membuat pencitraan telah mengarah pada pengembangan radiasi stereotaktik dalam pengobatan kanker paru stadium awal. Pada radioterapi dalam bentuk ini, dosis tinggi diberikan dalam sejumlah kecil sesi menggunakan teknik penargetan stereotaktik. Penggunaan teknik ini terutama diberikan pada pasien yang bukan calon pasien bedah karena komorbiditas medis.[79]
Untuk kedua jenis pasien NSCLC dan SCLC, dosis radiasi yang lebih kecil pada dada dapat digunakan untuk kontrol gejala (radioterapi paliatif).[80]

Kemoterapi[sunting | sunting sumber]

Panduan kemoterapi tergantung pada jenis tumor.[8] Kanker paru sel kecil (SCLC), meski penyakit relatif pada stadium awal, penting ditangani dengan kemoterapi dan radiasi.[81] Pada SCLC, sisplatin dan etoposidaadalah yang paling sering digunakan.[82] Kombinasi antara karboplatingemsitabinpaklitakselvinorelbintopotekan, dan irinotecan juga digunakan.[83][84] Pada kanker paru bukan-sel-kecil (NSCLC) tahap lanjut, kemoterapi meningkatkan masa tahan hidup dan digunakan sebagai pengobatan urutan pertama, yang diberikan jika seseorang cukup kuat untuk pengobatan tersebut.[85] Biasanya, pengobatan ini menggunakan dua obat, yang salah satunya sering berupa obat berbasis platina (baik cisplatin atau karboplatin). Obat lain yang biasa digunakan adalah gemsitabinpaklitakseldoksetaksel,[86][87] pemetreksed,[88] etoposide, atau vinorelbine.[87]
Kemoterapi adjuvan merujuk pada penggunaan kemoterapi setelah melakukan pembedahan kuratif untuk menyempurnakan hasilnya. Dalam NSCLC, sampel diambil di dekat nodus limfatik selama pembedahan untuk membantu penentuan stadium. Jika terkonfirmasi penyakit stadium II atau III, kemoterapi adjuvan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 5% pada lima tahun.[89][90] Kombinasi vinorelbine dan cisplatin lebih efektif daripada pengobatan lama.[90] Kemoterapi adjuvan untuk penderita kanker stadium IB mengundang kontroversi, karena uji coba klinis belum menunjukkan manfaatnya dengan jelas terhadap kelangsungan hidup.[91][92] Uji coba pra-operasi kemoterapi (kemoterapi neo-adjuvan) dalam NSCLC yang dapat diangkat belum mencapai suatu kesimpulan.[93]

Perawatan paliatif[sunting | sunting sumber]

Pada penderita dengan penyakit terminal, perawatan paliatif atau pengelolaan rawat akhir mungkin lebih tepat.[10] Pendekatan ini memungkinkan diskusi tambahan tentang pilihan perawatan dan membuka kesempatan didapatkannya keputusan dari pertimbangan yang matang [94][95] dan dapat menghindarkan perawatan yang tidak menolong tetapi mahal di akhir kehidupan.[95]
Kemoterapi dapat digabungkan dengan perawatan paliatif dalam merawat NSCLC. Dalam kasus lanjut, kemoterapi yang tepat meningkatkan rerata kelangsungan hidup melampaui perawatan dukungan saja, serta meningkatkan kualitas hidup.[96] Dengan kebugaran fisik yang cukup, mempertahankan kemoterapi dalam meringankan kanker paru memberikan perpanjangan hidup 1,5 hingga 3 bulan, mengurangi gejala, dan peningkatan kualitas hidup, dengan hasil yang lebih baik tampak pada obat-obatan yang lebih baru.[97][98] NSCLC Meta-Analyses Collaborative Group menyarankan jika penderita menginginkan dan dapat menerima perawatan ini, maka kemoterapi harus dipertimbangkan pada kasus NSCLC lanjut.[85][99]


SUMBER : http://www.philipeng.com.sg/ms/conditions/lung-cancer/?gclid=Cj0KCQiAjszhBRDgARIsAH8Kgve7oa5gbGMU-0Bw1hIK-p45F86gLWFuIOWejBhyiWYFwZdvD2AWLj0aAhKoEALw_wcB
https://dokterherbals.com/p-pb/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru

0 komentar:

Posting Komentar

 

WELCOME © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor